Perjalanan Menuju Impian
Di masa masa remaja ini, mungkin banyak remaja remaja yang mempunyai sejuta impian.
Dan aku adalah salah satu dari mereka.
Hai perkenalkan aku Fara Dwi Khirani, umur ku baru menginjak 14 tahun, dan pada bulan July yang akan datang, aku akan menginjak umur 15 tahun.
Di sini, aku Akan menceritakan sedikit perjalanan ku di masa masa SMP ku. Aku mempunyai banyak sekali impian sejak kecil, dan yang paling aku inginkan yaitu dapat melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
Saat SMP aku bukan lah anak anak yang pinter seperti teman sebaya ku, bahkan aku sulit menerima pelajaran dengan baik.
Aku harus mendengar kan penjelasan beberapa kali, sampai akhirnya paham dengan materi. Jadi mustahil rasa nya jika aku ingin masuk SMA favorit impian ku.
Di tengah kebingungan ku dengan masalah pembelajaran ku, aku mulai mencoba mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, aku masuk kegiatan sekolah cukup banyak, mulai dari menjadi anggota OSIS, PMR,Pramuka, dan mengikuti Pencak Silat.
Tanpa sadar aku mulai nyaman dengan kegiatan sekolah non-akademik ini, dan mulai melupakan tentang belajar ku.
Di kelas 8, aku mulai tersadar kembali, bahwa aku terlalu mementingkan non-akademik ini.
Aku mulai belajar ketertinggalan materi, dan mulai men seimbangkan waktu ku.
Pada Februari 2024 aku mulai mengikuti lomba Silat kabupaten, itu ada pertama kali aku mengikuti lomba silat, saat itu, aku meraih juara dua, namun walau pun juara 2, aku tetap bangga atas kerja keras hasil usaha ku,
Aku mulai tersadar bahwa nilai ku tak kan cukup hanya dengan nilai sekolah saja, aku harus mencari lebih banyak piagam dan sertifikat.
Aku mulai mengikuti banyak lomba. Mulai dari lomba kepalangmerahan PMR Madya tingkat kabupaten, lomba Cerdas Cermat Agama Islam, dan lainnya.
Namun mungkin memang belum rezeki ku, aku tak dapat menjuarai lomba tersebut, dan pada akhirnya pada bulan Oktober aku berhasil meraih juara 1 pada pencak silat Kabupaten. Namun itu, tak bisa membuatku puas, aku mulai lebih sering berlatih keras.
Hingga pada suatu waktu ada pengumuman seleksi perlombaan pramuka, sungguh, aku ingin sekali ikut, karena dari tiga ekstrakulikuler yang aku ikuti, aku sangat nyaman dan senang ketika mengikuti kegiatan pramuka, aku pun mengikuti seleksi nya, dan tanpa di sangka aku lolos seleksi.
Aku pun tak menyangka, dari 40 orang yang mengikuti seleksi, aku berada di peringkat ke 3.
Namun kenyataan pahit harus ku terima, bahwa dalam waktu bersamaan ada perlombaan pencak silat kejuaraan nasional, yang di mana benefits dari mengikuti lomba itu sangat berpengaruh bagi nilai ku.
Aku mulai merelakan pramuka, dan mencoba ikhlas. Lalu men fokuskan diri pada persiapan kejuaraan nasional pencak silat.
Latihan sangat keras ku jalani, bahkan tangisan tangisan tak dapat ku tahan selama latihan. Ada perasaan ingin kembali ke pramuka, namun berusaha ku tepis kala itu.
Ku paksakan bangkit di saat aku terjatuh, ku hapus air mata, dan berusaha semaksimal mungkin latihan ini .
Dan tiba saat nya perlombaan itu tiba.
Aku gugup, aku terus berdoa Supaya kerja keras ku selama ini membuahkan hasil.
Tapi sayang, mungkin memang belum takdir dan rezeki, aku kalah saat final, karena cidera yang ku alami, dan pingsan di tengah gelanggang perlombaan, aku kalah.
Aku mulai terpuruk dan men isolasi diri dari publik. Tapi tak selang lama. Aku mulai bangkit dan mencoba melupakan kegagalan ku kala itu. Aku mulai rajin berangkat berlatih, aku juga bertekad untuk ingin terus maju.
Mungkin memang belum rezeki dan takdir ku, tidak apa, memang semua nya butuh proses. Hasil boleh gagal atau tidak sesuai ekspektasi ku. Namun latihan ku tak gagal dalam Melatih ku. Aku Akan terus berjuang mencapai mimpi ku satu persatu.
Mungkin pesan yang dapat diambil dari cerita ku ialah jangan berputus asa setelah mengalami kegagalan, itu semua adalah salah satu bagian dari proses, dan jangan menyerah sebelum menggapai mimpi mu.
Tetap semangat teman teman.
Penulis: Fara Dwi, pelajar yang lahir di Kendal, Jawa Timur.