Apakah Iya?
Apakah kita ini sungguh merupakan cinta
Apakah kita adalah masa depan
Apakah obrolan kita adalah satu arah
Apakah waktu untuk kita masih banyak?
Apakah kita sementara atau lama
Apakah kita persinggahan atau tempat menetap
Apakah kita akan tetap menjadi hanya dua
Rupanya kehidupan ini akan selalu penuh dengan tanda tanya
Stabilisasi Mental terombang ambing
Optimisme menjadi ambigu
Semangat diri berubah letih
Tahukah kamu, aku ingin lebih lama di dekatmu
Seringkali aku ingin meluapkan apa yang ada dalam pikiranku
Entah itu senang, susah, sedih, hingga air mata
Namun hadirmu seringkali telah membuat tenang
Hingga sejenak semua tempramental itu tertahan
Dalam dekapmu aku cukup tenang
Sejenak
Menatapmu hingga melihat senyummu dapat membuatku senang
Hingga pada akhirnya engkau berlalu pergi,
Susah dan sedih itu barulah bermunculan kembali
Lalu pada akhirnya aku meneteskan air mata sebab tak mampu mengutarakan lisan isi kepalaku
Aku sangat suka memutar instrumen dalam daftar favoritku
Instrumental yang mendukung suasana hati kini
Seakan berbicara meminta ku bersabar dan bersabar
Menginstruksi untuk tetap tenang
Dan mengatakan bahwa kamu sebenarnya sangat peeduli terhadapku
Namun memang keadaan kita yang belum kuasa
Untuk membuatmu lebih lama di sisiku
Aku sadar, rasaku terhadapmu terkadang membuncah hebat
Meluas, melebar bahkan meluap
Namun iya pula terkadang tenggelam dan terjepit oleh segala kemungkinan kemungkinan yang belum tentu mungkin
Namun aku bersyukur karena kamu selalu mampu
mengembalikan setiap pilu yang menggerogoti
Menetralisir hampa yang menyelimuti
Hingga aku dapat kembali ke ruang rindu
Selalu Apresiasiku atas setiap inisiatifmu
Penulis: Nurul Septiani, perempuan dari daerah Jeneponto, namun saat ini sementara stay dulu di Makassar karena mengabdi di Almamater. Dapat ditemui melalui instagram @nurulseptiani96