Cinta (di) Noda)
Alam nampak mendung dan bergemuruh
Bulir-bulir Air pun jatuh dengan deras di pelukan bumi
Menangisi insan yang menodai alam
karena cinta yang fitrah telah disobek dengan tirai kegelapan,
Bergelimang dengan maksiat yang tak kunjung disesali.
Mereka para budak cinta di bumi Sang Kholiq
menebar kemaksiatan dengan congkak,
Menjadi latah dengan budaya pengundang Murka-Nya.
Aqidahpun tergadaikan
Menukar kesucian dengan kenodaan,
Sehingga alam bergoyang
Sebagai tanda peringatan dari langit telah turun .
Namun sang budak cinta tak juga sadar,
Terbuai dengan gemerlap dosa
yang berbalutkan cinta dihari kemaksiatan.
Wahai insan tak perlulah menunggu Murka-Nya,
Menunggu nyawa direnggut oleh bumi yang mengeluarkan bebannya,
Hingga penyesalan tumbuh dalam hati.
Sebelum waktu berlalu.
Sebelum semuanya terlambat..
Kembali melangkah ke jalan Sang Pemilik cinta adalah anugrah terbesar yang harus dijemput tanpa menunda waktu
Penulis: Kasmira, alumni Perbandingan Mazhab dan Hukum UIN Alauddin Makassar.