Dendam
Menuju kesepian pada jalan-jalan yang di lalui seorang penyair
Seseorang sedang menangis dalam tulisan
Ada darah diatas ubung-ubung
Kematian menjadi oleh-oleh kepulangan
Kebebasan itu ada pada kemerdekaan berkata-kata
Menyulam huruf pada gelas-gelas kopi diatas meja
Sunyi berkawan malam, dingin menemui tubuhnya yang menggigil
Setitik moral telah menjadi abstrak di meja pengampunan
Lalu kata-kata serupa dendam, hanya ada mayat di batas akhir sebuah kalimat
Kita tidak berkawan apa-apa
bukan pada kawan yang membenci
Hati adalah surga bagi kejujuran orang-orang
Lalu semuanya telah di tuliskan
Diatas pembaringan sebuah kebenaran
Nyalanya adalah keabadian
Sebelum tubuh ini di sembahyangkan
Kita akan menjadi masa sebuah sejarah
Bukan basa basi kepalan tangan
Dusta hanyalah diperuntukkan bagi mulut-mulut tak pandai membaca
Setelah namamu kutulis diatas puisi
Dari serat-serat pohon pada hutan-hutan sunyi
Kau adalah kesesatan tanpa nyali
Penulis: Harsandi Pratama Putra, menerbitkan 4 antologi puisi dan mendapat Anugerah Literasi dari kampusnya, saat ini menempuh studi di UIN Alauddin Makassar Prodi Jurnalistik.