Gemuruh Ombak
Menjelma
jadikan aku,
menjelma kalender di dinding kamarmu
agar ku tahu,
bagaimana cicak bernyanyi,
di tengah rimbunnya sunyi
dan akar pohon merambat lagi,
menyambangi tangan lentikmu …
*
Secangkir Teh
aku adalah secangkir teh,
beraroma bunga melati
yang diseduh sebelum mentari menepi
di pelabuhan langit …
*
Doa di Rimbunnya Hutan
selembar daun itu,
gugurkan lamunku tentang dikau,
fana di tengah rimbun hutan,
angin ku cecap dalam,
ku kirim doa,
di bawah pohon flamboyan …
*
Gemuruh Ombak
gemuruh ombak di lamunku,
menerjang karang di bawah cakrawala
ku rengkuh rindu sedalam palung,
kau larut dipeluk garam,
ku cecap kenyang,
segala kenangan kita,
di bibir pantai …
*
Temaram
sejak saat itu,
aku terbang di negeri awan
memanggil sunyi di tepian hari
memeluk kelamnya kata,
terbahak dan tersesak,
di genangan air mata ….
Penulis: Maria Dominika Tyas Kinasih, demikian namanya. Telah menyukai sastra sejak duduk di bangku kelas 2 SD. Penyuka warna biru dan hijau ini memiliki hobi membaca, menulis, menyanyi, dan bermain musik. Terakhir, penggemar musik pop dan jazz ini mengeluarkan buku yang berjudul Perempuan di Perguliran Waktu (Haura Publishing, Januari 2024). Penggemar karya Sapardi Djoko Damono ini dapat dihubungi di Instagram @mariadominika_