Merajut Asa di Dusun Langi
Gemuru angin dan kicau burung menghiasi perjalananku kala itu.
Menuju tempat pengabdian, mengajarkan aku untuk lebih bersyukur, berjuang dalam segala hal.
Di sepanjang jalan membuat daku menebak-nebak, sambil menitipikan harapan ke langit bahwa semuanya kan baik-baik saja.
Melihat rumah dari atas, sedikit mengalihkan perhatianku pada jalan yang berliku tadinya.
Begitu pun dengan kehidupan baru, yang akan kujalani dengan orang-orang baru.
Hidup bersama mereka yang awalnya tak kenal menjadi orang yang saling dibutuhkan satu sama lain.
Dusun langi mengajarkan aku dan mereka untuk senantiasa bersabar dengan hal-hal baru yang di dapat, syukurpun, menjadi motivasi utama sebagai pengobat rasa.
Seiring berjalannya waktu, saling memahami perbedaan harusnya menjadi tameng utama tuk menjaga ukhuwah.
Pada hakikatnya pertemuan ini terjadi bukan hanya sekedar perkumpulan, tapi lebih mengerti dan saling melegkapi satu sama lain.
Karena ukhuwah tidak selamanya butuh banyak persamaan. Namun, ukhuwah butuh banyak pengertian bahwasanya perbedaan ada untuk saling melengkapi.
Penulis: Andi Fitri, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Alauddin Makassar.