Sun, 08 Sep 2024
Puisi / Kontributor / Jan 04, 2021

Puisi-Puisi Wahyudi Nasrul

Lekas berbenah ibu pertiwi

Hei negaraku tempatku lahir dan semoga saja aku mati disini. Indonesiaku negara yang beragam akan bahasa. Kekayaan budaya yang nampak di mata dunia serta suku yang di lirik oleh korporasi

Hei Indonesiaku,
Negaraku yang hari ini sedang sakit
Sakit akan gerakan kebebasan
Apakah Indonesiaku telah merdeka?

Jika kau mengatakan bahwa kemerdekaan
Itu adalah kebebasan atas interpensi,
Maka saya berani mengatakan bahwa Indonesiaku belum merdeka!

Jika kau mengatakan bahwa merdeka itu adalah bebas dari penjajah
Maka saya juga berani mengatakan bahwa Indonesiaku belum bebas atas penjajah!

Hei kau pemangku kekuasaan yang terhormat
Apakah benar Indonesiaku adalah boneka?

Jika memang benar Indonesiaku adalah boneka saya cuman mau bilang, kasihan pahlawan kita dulu memperjuangkan negara yang pada akhirnya adalah boneka!

Disisi lain suara kawan-kawan di bungkam,
Orang-orang kritis di ancam, serta kebenaran di lenyapkan, seperti inikah yang namanya negara demokrasi?

Wahai tuan dan puan yang mewakili kami
Sampai kapan Indonesiaku sakit seperti ini?

Kami rakyat-rakyat kecil hanya ingin tau apa sebenarnya substansi mu sebagai wakil kami.
Serta ingin juga merasakan kemerdekaan yang sebenarnya merdeka!

*

Harapan rakyat pesisir

pada gemuruh orang orang pesisir
melaut di kejauhan
pulau dan samudera adalah tempat mereka menggantungkan hidupnya
layar perahu terkembang di siang dan malam
bulan bulan pengharapan berkejaran di riak kencangnya ombak
laut takalar nan bergelora telah di rampas penguasa  yang keji dan tak punya kemanusiaan

ku dengar ketukan lesung yang menggema dengan nada nada perlawanan terhadap kerakusan penguasa
panas matahari tak jadi alasan untuk mengabarkan semangat perjuangan melawan korporasi yang tamak akan keuntungan

hai kau penguasa istana
kemana hati nurani mu?
saat rakyat menjerit penuh harapan
saat pesisir laut akan di hancurkan
oleh iblis penghisap yang menyengsarakan

wahai Tuhan pemilik semesta
kami mohon kekuatan mu mengaliri raga kami
untuk perjuangkan hak hak rakyat yang di sita penguasa
agar tak ada rasa takut yang menghujam nurani!

 

Penulis: Wahyudi Nasrul, pegiat literasi Bontonompo.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.