Rindu Pulang ke Rumah
Bagi kau yang sedang bepergian jauh dan menetap dalam satu tempat untuk waktu lama, mungkin telah kau temukan apa yang dikejar.
Karier yang mentereng,
kekayaan yang memuaskan,
pertemanan yang mengasikkan, keluarga baru, teman hidup....
Namun kesempurnaan dan kepuasaan tak pernah menguap,
selalu ada celah untuk menyelinap
dan kau lagi-lagi bersemangat melengkapinya.
Sekali dikejar,
terpenuhi namun tetap masih ada ruang yang kosong.
Kau terus berlari untuk menutupi kekosongan itu,
entah,
di mana dan apapun caranya,
hingga pada satu titik berhenti lebih baik.
Karena mengejar kenikmatan dunia bagai mengejar bayang-bayang diri, tak ada batasnya, lalu untuk apa lagi berlari?
Pada titik henti ini,
rindu untuk pulang hadir.
Rindu pada kampung akhirat karena dunia seringkali menawarkan hal-hal melelahkan.
Rasanya benar-benar ingin pulang.
Maka pada titik henti itu pula teringat
satu perkataan Ibnu Qayyim Al Jauziyah
bahwa orang yang mencintai dunia (secara berlebihan)
tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan):
Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya,
kepayahan yang tiada henti,
dan penyesalan yang tiada berakhir.
Penulis: Khaeriyah Nasruddin, Duta Literasi UIN Alauddin Makassar 2019, aktif dalam forum lingkar pena.