Thu, 12 Dec 2024
Puisi / Khaeriyah Nasruddin / Jan 01, 2021

Semua Karena Corona

Awal Maret, tepatnya 02 Maret 2020, Corona datang ke Indonesia.
Perasaan takut diselimuti cemas menghantui.
Jelas saja, mana ada tak cemas ketika melihat banyak yang tumbang karenanya.
Tanpa memandang umur dan status sosial, entah, apakah dia orang biasa, pejabat, ataupun selebriti.
Corona menyampari siapa saja yang telah ditakdirkan untuknya.

Karena Corona, semua rencana digulung.
Liburan, kumpul bersama, dan semacamnya.
Rencana baru kembali diatur sedemikian rupa.
Corona memporak-porandakan apa yang telah dibuat.

Karena Corona, semua harus siap siaga, menjaga diri, memerhatikan kesehatan tubuh.
Corona menyibukkan orang-orang untuk care dengan dirinya sendiri, dengan keluarga.
Corona mengembalikan anak-anak yang sibuk di luar kepada keluarganya.

Karena Corona, semua mendekat kepada Pencipta.
Yang tadi salatnya bolong, tidak tepat waktu, jarang dzikir, jarang mengerjakan sunnah dan seterusnya.
Corona berhasil mengubahnya, setelah mengaduk-aduk pikiran tentang mengerikannya kematian.

Apa jadinya bila mendadak meninggal tanpa amal Sholih?
Corona membuat kita tidak hanya memperhatikan imun tapi juga mempertebal iman.

Karena Corona, mata kita juga terbuka, mulai sering memerhatikan situasi yang terjadi.
Barangkali sebelumnya kita abai, pemerintah mau naikkan listrik, BBM, pajak negara, hutang negara yang menggunung, tidak perlu pusing.
Tapi kini tidak lagi, kita melihat betapa banyak petugas medis memerlukan masker ataupun APD, tapi tak tersalurkan.
Masker bahkan ditimbun, orang-orang yang seharusnya menjadi musuh dibiarkan bebas memasuki Indonesia, atas nama sahabat, mereka mendatangkan uang.

Corona membuka kedok mereka yang penuh kebohongan.
Melihat siapa yang cinta rakyat, siapa yang mengabaikan rakyat.

Karena Corona, kita jadinya rindu pada sosok pemimpin yang memedulikan rakyat.
Kita rindu pada sosok seperti halnya Amru bin Ash menyelesaikan persoalan.
Pada sosok Al-Mu'tashim yang mengedepankan keselamatan rakyat, pada sosok Al-Fatih yang gagah memerangi penjajah.

Satu kesimpulan, kita rindu hidup dalam naungan sistem Islam.
Bukankah banyak bukti-bukti telah bertebaran, maka tak salah bila mengharapkan apa yang dijanjikan Rosul mengenai kemenangan Islam yang akan datang.

Ya, semua karena Corona.

 

Penulis: Khaeriyah Nasruddin, Duta Literasi UIN Alauddin Makassar 2019, masih aktif sebagai mahasiswa di jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.