Setelah Hujan
Aku menyenangi hujan
Yang jatuh menyentuh
Tanah, ia menghadirkan
Ingatan dan ketengangan
Menghadirkanmu
Setelah hujan
Aku terbiasa menutup
Mata, menikmati sisa-sisa
Air hujan yang berhasil
Kugenggam, menyelami berbagai
Macam aroma yang kutemukan
Aroma bunga yang kembali segar
Aroma cangkang telur
Sampai aroma rumput yang
Beraneka ragam, tetapi
Tidak ada yang lebih
Kusukai, selain aroma tanah yang
Basah setelah hujan, juga
Aromamu
Kau tau aroma
Tanah setelah hujan?
Ia seperti kopi kesukaanmu
Tetapi tidak pekat
Seperti rasamu kepadaku
Kota setelah hujan
Menghasilkan bau
Semen, beton-beton dan
Itu menyakiti hidungku, seperti
Kau menyakitiku
Kota setelah hujan
Menghasilkan genangan dan
Kenangan
Kepergianmu tanpa sebab
Di desa setelah hujan
Pohon tumbuh setelah tumbang
Di kota, yang tumbang tak terganti
Juga hatiku setelah
Kau patahkan
Penulis: Asmar Tahirman, mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Makassar, saat ini sedang menyelesaikan skripsi dan berliterasi di Rumah Luwu.