Takdir Ternyata Merubah Segalanya
Tatkala sepasang kaki, harusnya beriringan dalam berjalan bersama
Manusia dengan segala rencana
Hey...
Kamu terlupa..
Menyiapkan ruang kecil untuk menerima segala resiko dari rencana
*
Sebentar atau lama ternyata tidak berpengaruh dalam hubungan
Menggenggam atau digenggam bukan lah sesuatu yang pasti
Mana ada ?
Setelah bertukar sepasang cincin,
Hati yang dibuatnya merasa bahagia karena kepastian
Tak lama berubah menjadi kesedihan
Karena adat?
Karena jumlah tanggal kelahiran?
Kenapa harus ada seperti itu?
Bagaimana denganku yang sudah bertahun menetap?
Bagaimana aku bisa, tertampar dengan hal itu,
Tanpa bayangan akan timbul halangan
*
Bagaimana dua insan harus berpisah karena adat?
Hidup ini misteri,
Bagaimana tidak?
Hari ini teramat bahagia, apakah besuk menjamin kita akan terus bahagia ?
Ternyata tidak..
Yang kutau saat itu..
Wajah Tangis tanpa perlawanan
Seakan kuat menerima kenyataan
Tidak dipertahankan, karena suatu keputusan
*
Dilepas atau melepas
Mau atau tidak mau
Ada kalanya pertemuan pasti ada perpisahan
Bagaimana kita dituntut dunia untuk menjalaninya
Seakan semua akan terasa menjadi berat
Dunia yang berwarna seakan-akan hilang dalam sekejap
Apa “Kita” sudah benar usai ?
Yang selalu mendengar dan didengar,
selalu berbagi dan memberi,
selalu menjaga dan dijaga,
Apakah bisa ?
Setelah ini hidup dengan biasa, seperti tidak terjadi apapun..
*
Aku tidak pernah menyalahkan takdir
Hanya saja, kenapa bisa secepat itu
Keputusan yang muncul, tanpa Aba-aba
Apakah mereka tidak memikirkan bagaimana dengan nasib ku setelah ini?
Apakah aku yang menjadi wanita pilihan?
Wanita yang dikira akan kuat menjalani nya,
Aku Lemah Tuhan...
Tuhan, kejutan apa yang engkau berikan setelah tamparan takdir ini?
Aku harap itu terbaik untuk ku.
Walaupun jalan ku akan tertatih untuk menyembuhkan luka itu.
Penulis: Dwi Agustin, berdomisili di Blitar dan bekerja sebagai Perawat di salah satu Rumah Sakit yang ada di Blitar. Dapat dijumpai melalui Instagram @dwyagustin_.