Guru Muda di Sekolah Kolong
Desa Bonto Somba, Dusun Bara di Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, tampak tenang diantara hijaunya pegunungan. Namun, dibalik ketenangan itu, tersembunyi perjuangan anak-anak yang mendambakan ilmu.
Akses jalan yang cukup ekstrim dan lokasi yang terpencil membuat pendidikan formal terasa jauh menggapai. Alhasil, kolong rumah panggung warga menjadi salah satu tempat semangat belajar mereka. Sekolah Kolong berdiri dengan segala keterbatasannya.
Tiga sosok guru menjadi harapan bagi anak-anak Dusun Bara. Ada Pak Suryadi yang mengajak, Ibu Mirna yang penuh kehangatan, dan Pak Abdullah, sebagai guru muda.Pak Abdullah, dahulu, hari-harinya diisi dengan membantu orang tuanya bertani. Lulusan SMA, ia tak pernah bercita-cita berdiri di depan "kelas" dengan papan tulis seadanya dan murid-murid yang duduk di dalam bangunan tenda.
Ajakan Pak Suryadi beberapa waktu lalu sempat membuatnya ragu. "Ayo, Abdullah, bantu Ibu Mirna mengajar di sekolah karena kalau saya ada keperluan di luar sekolah, tidak ada yang membantunya," ucap Pak Suryadi. Ucapan Pak Suryadi membuat hatinya tergerak ke dalam benak.
"Saya harus membuat anak-anak agar tidak buta huruf, tidak seperti orang tua saya," tekad Abdullah dalam hati. Tahun 2024 menjadi babak baru dalam hidupnya menjadi seorang guru, sambil menjalankan rutinitas di luar sekolah yaitu membantu orang tuanya bertani.
Awalnya, mengajar bukanlah hal yang mudah bagi Abdullah. Ia masih banyak belajar dari Pak Suryadi dan Ibu Mirna, sebagai seorang guru mudah. Ia ingat betul bagaimana sulitnya akses pendidikan di kampungnya. Ia tak ingin anak-anak merasakan hal yang sama seperti orangnya yang kurang mendapatkan akses pendidikan.
Di bawah kolong rumah, Abdullah mengajar dengan penuh kesabaran. Ia membimbing jemari-jemari kecil menulis huruf, mengenalkan angka-angka, dan membuka jendela dunia melalui cerita-cerita sederhana. Tentu, fasilitas di Sekolah Kolong jauh dari ideal.
Buku-buku pelajaran yang masih terbatas, alat peraga seadanya. Namun, semangat belajar anak-anak Kampung Bara tak pernah pudar. Mereka datang dengan antusias setiap hari, duduk rapi di bawah kolong rumah, menyimak setiap kata yang diucapkan oleh para guru mereka.
Bagi Abdullah, menjadi guru di Sekolah Kolong adalah sebuah kehormatan. Ia melihat dirinya bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai harapan bagi masa depan Kampung Bara.
Ia ingin anak-anak ini memiliki bekal ilmu yang cukup untuk meraih cita-cita mereka, untuk keluar dari keterbatasan, dan untuk membangun kampung halaman mereka menjadi lebih baik. Di bawah kolong rumah panggung, ditengah segala keterbatasan, berjuang untuk masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Dusun Bara.
Penulis: Andi Massuannan, akrab disapa Annan mahasiswa yang aktif di MPA TRISULA FIS-H UNM.