Sat, 07 Dec 2024
Ceritakanaja / Kontributor / Dec 11, 2020

COVID-19 dan KKN yang Dipertaruhkan

Jagat media berita gempar, terpampang disetiap sudut fasilitas kota bahkan pelosok baik fisik maupun non fisik, akibat makhluk kecil yang tengah mengguncang stabilitas dunia. Bagai hantu-hantu terbayang menjadi eksistensi diberbagai elemen khalayak umum setiap saat. Makhluk bernama Corona Virus Disease-19 atau disingkat COVID-19 berukuran sekecil nano, tak terlihat dengan mata telanjang, tapi mampu membuat jarak sosial menjadi semakin senjang.

Fenomena kejadian tersebut telah menggerogoti seperti disrupsi, mulai dari institusi besar hingga terkecil sekalipun, ikut merasakan dampaknya. Berbagai pendapat tengah dilayangkan menafsir apa yang telah terjadi. Ada yang mengatakan bahwa ini adalah sebuah konspirasi licik untuk mengurangi populasi manusia di Muka Bumi, senjata biologis untuk Perang Dunia III dan sebagainya.

Merebaknya wabah virus Corona ikut membuka gerbong berita hoaks menjadi lalu lalang terkonsumsi oleh para milenial. Sejalan dengan pemikiran psikolog Sigmund Freud yang mengatakan bahwa manusia cenderung menyukai prasangka, dugaan, dan segala bentuk hal-hal kemungkinan selain fakta yang sebenarnya. Inilah manusia, mengapa lebih mudah menangkap konten dan sifat perilaku negatif atau sebaliknya. Dunia menjadi guncang komunikasi antar individu dan sosial (physical and social distancing) salah satunya yang membuat segalanya menjadi terasa renggang, pekerja, pejabat, pelajar menjadi ikut maya dalam pusaran digitalisasi.

Hari yang cukup temaram, berteman dengan secangkir susu hangat di teras posko induk Kuliah Kerja Nyata di Kabupaten Luwu Timur. Pada institusi pendidikan, pelajar mahasiswa tak lazim, sedikit mengalami hambatan karena himbauan serentak untuk dilakukan aktivitas ajar-mengajar secara daring karna efek lockdown pada tempat umum.

Tentunya ini juga sangat berimbas pada kami yang sedang ditempatkan dibeberapa daerah untuk mengabdi pada masyarakat, KKN kita dipertaruhkan imbuh kawan-kawan se-Kecamatan, berbagai aksi ikut dilancarkan dalam partisipasi pencegahan wabah di lokasi terujung penempatan oleh LP2M. Mulai dari penyemprotan disinfektan dari rumah ke rumah maupun tempat ibadah yang cukup beragam di Kabupaten dengan julukan Indonesia mini.


Tak sedikit teman kami hampir merasakan cinlok tapi tak tuntas karena berita penarikan KKN yang sebelumnya telah ditetapkan pada Rapat Pimpinan Universitas, ikut dipercepat membuat implementasi tridarma Perguruan Tinggi menjadi kurang totalitas. Apalagi kenyamanan berbaur dengan masyarakat tak terelakkan untuk ditinggalkan lebih cepat dari kisah kasih ber-KKN.

Meliputi cerita lucu yang melenceng dari genre, perjalanan ekstrim mengarungi alam dan proses mendidik regenerasi islami. Akan tetapi, disisi lain perputaran ekonomi akan menjadi pasif sehingga kami dihimbaukan untuk pulang ke kampung halaman masing-masing secepatnya.

Seperti mengutip dalam hadits Imam Bukhari, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” Saya malah berspekulasi bahwa tujuan penarikan cepat mungkin melihat kampung halaman masing-masing yang tidak boleh ditinggalkan. Tanda kutip lebih baik mengerahkan tenaga kemanusiaan di kampung sendiri terlebih dahulu alias berperilaku cerdas di tengah ketidak pastian akhir dari wabah covid-19.

Namun, pasti ada hikmah yang dapat dipetik dibalik peristiwa melanda. Entah ini adalah sebuah teguran atau cobaan dari Tuhan, wallahu a'lam. Apalagi kami mendapati getaran gempa bumi dipenghujung pekan penarikan di lokasi KKN. Rumah ibadah, tempat berkumpul menjadi terlihat sepi kemudian membaca realitas atas apa yang telah terjadi. burung-burung yang berkicau, bintang gemintang yang mulai meredup mungkinkah pertanda dunia sudah semakin tua untuk kita kotori terlalu lama?

 

Penulis: Pamatte, Founder Akulturasi.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.