Wed, 05 Feb 2025
Esai / Galang Mario / Dec 14, 2024

Literasi Visual dalam Pendidikan Seni

Era modern kini penuh dengan informasi berbasis visual, kondisi tersebut menegaskan urgensi untuk mengasah literasi visual menjadi keterampilan esensial untuk mendukung individu dalam memahami lingkungan di sekitarnya.

Hal ini diperkuat dengan perkembangan teknologi digital yang dominan menghadirkan konten visual di berbagai platform media sosial yang mengubah cara kita menerima informasi baik dalam bentuk foto atau video.

Selain itu, Penelitian yang dilakukan Nurhasanah & Sutabri tahun 2024 menyatakan bahwa hadirnya konten visual di media sosial berpengaruh terhadap etika dan perilaku sosial pengguna.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal filosofi ilmu komunikasi, seni budaya ini menjelaskan dampak positifnya dimana informasi dapat dengan cepat dan mudah diterima oleh indra sebab berbentuk visual. 

Anggapan tersebut didukung oleh fakta, banyaknya penelitian salah satunya seperti kajian Satrian et al tahun 2023 bahwa visual diproses lebih cepat di otak sebanyak 60.000 kali lebih banyak ketimbang teks.

Namun di satu sisi dapat dengan mudah manipulasi visual terjadi yang berakibat mempengaruhi persepsi kita, hingga mengaburkan kebenaran.  Berdasarkan kondisi tersebut,  maka literasi visual menjadi penting.

Dalam pendidikan seni rupa, literasi visual tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan kreatif tapi juga berfikir kritis. Literasi visual memungkinkan peserta didik mengolah informasi kompleks  yang disajikan dalam bentuk visual sehingga peserta didik mampu secara efektif menavigasi informasi visual yang diterima.  

Integasi Literasi Visual dalam Pendidikan Seni

Literasi visual sudah sejak lama diperkenalkan oleh John Debes, salah satu pendiri Asosiasi Literasi Visual International pada tahun 1969. Dalam penelitian Rahmawati tahun 2020 menjelaskan bahwa Debes mendefinisikan literasi visual sebagai kelompok kompetensi penglihatan.

Kompetensi penglihatan dapat berarti penguasaan dalam memahami informasi visual seperti pada saat seseorang dapat memaknai dan memahami pesan-pesan visual yang dilihat atau ditangkapnya, dan memberikan respon yang tepat terhadap pesan tersebut.

Pesan dapat mencakup pesan sederhana seperti pada simbol atau tanda yang terdapat pada fasilitas umum, hingga pesan rumit yang membutuhkan alat atau metode khusus untuk memahaminya seperti pada pendekatan semiotika.

Menurut Sidhartani dalam kajiannya tahun 2016 berjudul Literasi visual sebagai dasar pemaknaan dalam apresiasi dan proses kreasi visual, bahwa literasi visual secara umum diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk memahami bentuk bahasa visual dan menerapkan pemahaman tersebut untuk berkomunikasi dan berinteraksi.

Berdasarkan definisi tersebut, literasi visual yang berarti kemampuan untuk memahami, mengevaluasi dan menciptakan pesan visual melalui medium visual. Pesan visual dalam hal ini sebagai bentuk bahasa yang memiliki tanda dan makna yang harus dipahami dalam konteks budaya tertentu.

Menambahkan dari penelitian rahmawati tahun 2020, ia menjelaskan Literasi visual tidak hanya berupa kemampuan dalam menginterpretasi visual yang dilihat tetapi juga kemampuan dalam menggunakan visual yang tepat untuk menyampaikan ide.

Dalam konteks pendidikan seni rupa, literasi visual dibutuhkan agar peserta didik dapat memahami dan mengapresiasi sebuah karya, selain itu memberikan pengaruh terhadap kemampuan dalam berkreasi menciptakan sebuah karya.

Sejalan dengan hal itu, artikel Muhaimin dan Yunus yang diseminarkan berjudul Literasi Visual Sebagai Upaya Pemahaman Peran Pendidikan untuk Seni Rupa Lokal di Indonesia tahun 2021 juga menjelaskan pentingnya literasi visual sebab memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menganalisis tanda visual baik itu simbol, gambar, diagram dan struktur tertentu.

Literasi visual pada proses apresiasi, sebagai alat menganalisis elemen yang terdapat dalam karya, menjelajahi bagian-bagian dari objek yang nantinya menjadi pengetahuan baru atau referensi untuk digunakan dalam proses berkarya. 

Literasi visual tidak hanya meningkatkan apresiasi terhadap karya seni tetapi juga mendukung pengembangan keterampilan kreatif dan kritis. Begitupun bagi Loerts & Belcher dalam penelitinnya di Journal of Visual Literacy tahun 2019 yang menjelaskan bahwa pentingnya pengembangan kemampuan literasi visual dalam menumbuhkan pikiran kritis dan kreativitas dalam pendidikan.

Melihat peran literasi visual dalam kehidupan, kemampuan tersebut dalam pembelajaran perlu dilakukan. Pada pendidikan seni rupa, peserta didik perlu belajar secara visual, begitupun bagi guru yang sebaiknya menggunakan metode mengajar berbasis visual.

Menambah dari Nurannisa dalam kajiannya tahun 2017 yang menjelaskan bawah dengan melalui visual, dapat membangun proses kognitif seseorang, lebih mudah memahami konsep, serta meningkatkan daya ingat        

Penjelasan di atas menerangkan pentingnya peran literasi visual dalam pendidikan seni yakni untuk mengembangkan kemampuan kritis dan kreativitas peserta didik.

Menurut Anggreani menjelaskan dalam artikelnya tentang literasi visual bahwa melalui literasi visual, peserta didik mampu mengkritisi dan menganalisis makna yang tersembunyi dalam sebuah media tersaji, yang dalam hal ini bahwa literasi visual mampu mengasah cara berfikir kritis.

Pada pembelajaran seni rupa, Kemampuan kritis tersebut dapat dikembangkan dengan mendorong peserta didik untuk menganalisis elemen visual seperti garis, warna, bentuk, tekstur dan komposisi dalam karya seni. Sedangkan peran dalam  peningkatkan kreativitas dapat dilakukan dengan memberikan peserta didik alat atau pengetahuan dalam menciptakan karya seni yang menarik dan bermakna.

Peran dan Strategi Impelementasi Literasi Visual

Literasi visual dalam pembelajaran sangat penting terutama pada pendidikan seni rupa. Dalam hal ini juga diperlukan implementasi literasi visual. Bagi penulis, adapun cara yang  dapat dilakukan yaitu dengan penggunaan media digital misalnya mengintegrasikan platform visual dalam pembelajaran.

Selain itu, dapat berupa menganalisis karya seni dengan menggunakan karya seni tradisional sebagai media untuk memahami simbol dan nilai budaya dalam karya.

Adapun cara lain berupa pembelajaran berbasis proyek dengan memberikan peserta didik tugas proyek yang menantang untuk menciptakan pesan visual yang relevan dengan isu-isu sosial dan budaya ke dalam karya mereka.

Maka melalui pendidikan seni yang berorientasi pada literasi visual, peserta didik dapat menjadi individu yang lebih peka dan kritik menyikapi lingkungannya. Literasi visual menjadi fondasi penting dalam membangun individu yang mampu berpikir kritis dan kreatif.

Dengan kemampuan tersebut kiranya peserta didik dapat memahami dan memanfaatkan informasi visual secara efektif, mengembangkan potensi penuh mereka dalam berbagai aspek kehidupan.

Implementasi literasi visual yang terencana dan sistematis dalam pendidikan seni akan memberikan dampak jangka panjang terhadap kualitas pembelajaran dan keberhasilan siswa di masa mendatang.

 

Penulis: Galang Mario, Mahasiswa magister pendidikan seni UNY.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.