Pemerintah dalam Cengkraman COVID-19
Corona virus disease 2019, atau yang teman-teman dengar sekarang yaitu COVID-19 merupakan virus yang dapat menyerang sistem pernapasan seseorang. Parahnya, selain dapat menyebabkan gangguan pernapasan, coronavirus juga bisa menyebabkan pneumonia akut bahkan kematian.
Virus ini sudah banyak memakan korban sebab sifat dari virus ini menular dari satu spesies ke spesies lainnya. Diketahui bahwa asal mula virus ini dari daerah Koya Wuhan, Tiongkok tersebar di bulan Desember 2019 sampai saat ini mengguncang dunia international.
Beberapa media melansir dalam tulisannya bahwa virus ini tepatnya ditemukan di pasar hewan dan makanan laut di kota Wuhan. Sebab yang terserang virus ini untuk pertama kali diketahui pedagang di pasar itu. Ada sebagian ilmuwan yang meneliti darimana sebenarnya asal mula virus ini? Dari hewan ke hewan atau bagaimana.
Nah, mari kita simak bersama-sama penjelasan dari seorang ilmuan ini. Ilmuwan banyak yang meyakini teori, virusnya berasal dari kelelawar. Akan tetapi, anggapan ini, bersama dengan teori sumber patogen lainnya, sebelum virus menular ke manusia, masih perlu konfirmasi lebih akurat lagi.
Sudah dipastikan adalah, bahwa SARS-CoV-2 adalah penyakit zoonosis, yakni penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Pada tubuh inang hewan, virus mengalami rangkaian mutasi genetik, hingga mampu menginfeksi manusia dan berkembang biak dalam tubuh manusia. Jurnal ilmiah yang dilansir di dalam media Tempo bahwa pada bulan Februari lalu mempublikasikan hasil penelitian, yang menunjukkan virus corona jenis baru yang menginfeksi manusia, hingga 96 persen indentik dengan genom virus corona pada kelelawar. Riset ini membantah teori konspirasi yang menyebut virus corona itu produk rekayasa laboratorium.
Pemerintah saat ini sedang berusaha untuk meminimalisir korban yang ada di Negara Indonesia. Yah dengan berbagai cara seperti mengeluarkan surat edaran yang bersifat imbauan untuk dirumah aja, memperketat keamanan di daerah yang memungkinkan wabah virus ini masuk yaitu bandara dan pelabuhan, bahkan kebijakan untuk meniadakan sholat jumat dan sholat lima waktu di masjid itu dikeluarkan oleh pemerintah untuk menvcegah penyebaran virus ini.
Artinya pemerintah sangat memperhatikan dan memantau keadaan masyarakatnya. Nah, perlu kita ketahui bersama pula bahwa pemerintah seharusnya memisahkan antara pasien yang menderita Covid-19 yang serius dan yang ringan. Jadi rumah sakit mestinya menyiapkan pelayanan-pelayanan dengan kasus serius Covid-19. Perbandingannya ialah 1:8, jika pemerintah menyiapkan 100 bet tempat tidur untuk penderita virus yang serius maka pemerintah juga harus menyiapkan 800 bet tempat tidur untuk penderita virus yang ringan maupun sedang.
Media kompas.com yang menyuguhkan sebuah berita dari juru bicara pemerintah bawa sudah ada 17 pasien yang positif Covid-19 itu sembuh. Tapi kesembuhan yang mereka alami tidak total sebab virus ini menyerang sistem saluran pernafasan yaitu kerusakan paru-paru yang mungkin sembuh total dalam jangka waktu 15 tahun ini menurut keterangan para ilmuwan. Wow, waktu yang sangat lama kawan.
Di Indonesia saat ini masyarakatnya tetap mewaspadai akan kehadiran virus ini. Meskipun di beberapa daerah sudah terkena. Saat ini masyarakat mulai tegang dengan situasi ini sebab penyebaran COVID-19 sangat cepat. Untuk mengantisipasi, sebagain besar masyarakat menggunakan masker untuk meminimalisir hal tersebut. Pemerintah pula mengeluarkan kebijakan baru yaitu social distancing dimana kebijakan ini melarang masyarakat untuk melakukan kegiatan yang menimbulkan keramaian seperti berdiskusi, pernikahan dan acara-acara lainnya. Tetapi masyarakat saat ini jika menaati imbauan tersebut terus bagaimana nasib mereka yang tidak bisa terlepas dari perekonimian mereka.
Jika tidak bekerja maka tidak ada makanan untuknya. Dan saat ini kebijakan Social Distancing diganti Physical Distancing artinya pemerintah berharap agar kontak sesama diminimalisir untuk mencegah COVID-19. Akhir kata bahwa sebuah akal sehat akan mengundang cinta yang berkelas. Jadi tetap pakai akal sehat dan stay di rumah, cegah COVID-19!
Penulis: Dimas Harun, mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Makassar yang suka ngopi.