Wed, 30 Oct 2024
Esai / Muh. Mahfud / May 24, 2023

Relevansi Merdeka Belajar Dengan Etika Lingkungan

Saat ini kita tengah dihadapkan pada situasi yang merah dalam lingkungan hidup. Terutama pada krisis iklim yang semakin parah dan terasa. Hal ini pun tidak didukung dengan kebijakan dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Dengan karakter yang baik tentunya akan berimplikasi kepada cara manusia menghargai lingkungannya, krisis ekologi yang terjadi melanda negeri ini mulai dari krisis iklim dan bencana alam dimana-mana menjadi sebuah hal yang sangat memantik hati nurani dan pikiran manusia untuk mengubahnya.

Lalu apa solusi yang harus dihadirkan ? 

Saya melihat bahwa pembangunan kesadaran harus dimulai dari dunia pendidikan, formulasi merdeka belajar saya rasa adalah sebuah alternatif untuk menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. 

Apalagi jika konsep merdeka belajar ini diadopsi dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang memusatkan tujuan pendidikan untuk memanusiakan manusia. Hal yang dimaksud manusia disini tentunya bukan hanya mikrokosmos, namun makrokosmos yang mencakup segalanya termasuk manusia dan alam semesta, manusia dan alam semesta bukanlah hal yang terpisah.

Patut dicermati jika selama rentang 150 tahun beberapa studi telah menunjukkan kenaikan suhu yang mencapai 1,2° C. Penyebabnya bermacam-macam. Dampaknya? Bisa kita rasakan sendiri terjadi cuaca ekstrem yang tidak menentu, kebakaran hutan yang masif terjadi, kenaikan muka air laut yang juga berdampak terhadap penurunan keanekaragaman hayati.

Hal inilah yang sangat tepat untuk pendidikan mengajarkan tentang resiko dan dampak yang akan ditimbulkan dari krisis iklim dan ekologi ini. Keadilan antargenerasi haruslah menjadi tolok ukur dalam memasukkannya ke dalam pendidikan. Terlebih pakar meramalkan jika dampak yang lebih parah akan terjadi di tahun 2050.

Saya sepakat dengan gaya pendidikan Paulo Freire yang mengedepankan kesadaran kritis terhadap segala fenomenologi yang terjadi disekitar kita, termasuk kiat-kiat eksploitasi alam harus segera diberhentikan oleh kesadaran siswa yang telah diajarkan disetiap sekolah. 

Vivi Fitriyanti, Angelia Basuningtyas dan Nadira Asrifa Nasution dalam sebuah ulasan di Conversation menjelaskan jika perlunya upaya dalam memasukkan pelajaran mengenai lingkungan. Hal itu mendorong untuk menguatkan kesadaran iklim. Dampaknya bukan hanya siswa saja, namun juga akan tersebar di lingkungan terdekat mereka, salah satunya orang tua.

Upaya tersebut perlu dilakukan mengingat kepercayaan terhadap perubahan iklim masih belum menyentuh angka yang memuaskan. Hanya 47% penduduk Indonesia yang percaya jika perubahan iklim terjadi akibat aktivitas yang dilakukan manusia. Sehingga merdeka belajar memainkan peran penting sebagai satu produk yang mampu mempengaruhi etika lingkungan seseorang sebagai aspek fundamental dalam kehidupan. 

Salah bentuk implementasi merdeka belajar melalui pembelajaran berbasis proyek. Projek ini memuat isu lingkungan yang diintegrasikan dengan mata pelajaran umum seperti seni, budaya, fisika, kimia dan lain-lain. Kebijakan pemerintah tentang kurikulum merdeka belajar ini diwajibkan mengalokasikan waktu 20-30%. 

Selain itu kerja sama antara pihak baik pemerintah, swasta, sekolah dan masyarakat untuk mendukung program merdeka belajar, misalnya pihak swasta membantu program dengan CSR, pegiat aktivis lingkungan untuk menambahkan materi tentang lingkungan hidup dalam platform sekolah serta peran pemerintah pusat untuk mengeluarkan kebijakan untuk mendorong seluruh instansi pemerintah sampai tingkat desa yang mendukung merdeka belajar.

Isu lingkungan hidup ini sangat penting diajarkan di pendidikan karena menurut prediksi ilmuwan yang tergabung dalam IPCC, pemanasan global yang menjadi penyebab bencana cuaca ekstrim di seluruh dunia ini, dalam 20 tahun kedepan berisiko tidak lagi dapat dikendalikan. Namun dengan catatan apabila kita masih melakukan aktifitas seperti biasa atau business as usual dan tidak mengurangi emisi karbon dioksida secara ekstrim.

 

Penulis: Muh. Mahfud, Peserta Advance Training (LK3) HMI BADKO SULSELBAR

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.