Puisi-Puisi Susi
Lekas Membaik Ibu Pertiwi
Hening, lunglai, bahkan tidak mampu lagi dieja dengan baik persoalan yang menampar negeriku.
Bayangkan saja
Ruu Cilaka nyaris sah, masyarakat malah tidak tahu menahu apa isinya.
Wabah Virus corona meluas, pemerintah masih bias menempuh kebijakan mana yang pas.
Pelemahan KPK semakin menjadi-jadi, tersorot ribuan Napi akan bebas seketika
Mahasiswa disibukkan dengan kuliah daring, sehingga nalar kritisnya caruk maruk dikoyak tugas
Himbauan rumah-rumah ibadah harus ditutup.
Sedangkan pasar beroperasi, tidak dijadikan soal
Laku rakyat digilas berita hoax,
Peran media mungkin sudah beralih hanya menghamba pada kepentingan penguasa.
Membaiklah ibu pertiwi
Bila berkenang, muara bebasmu akan kutemui dalam waktu dekat ini
Iya, bila berkenang.
Sebab Sudut kota kini di isolasi
Lingkar diskusi dan Area bacapun sulit kutemui
Inginku menjenguk laut saja
atau paling tidak, kembali menjejaki gunung di seberang sana.
Adalah tempat pelarian paling terjaga nan nyaman, pikirku
Menceritakan kegelisahan
Merenungkan solusi
Tentu, Menuai damai.
Akankah alam bebas yang kutuju kan menyambutku?
Sedangkan, barisan tangkai pepohonan melambai kapok untuk dieksploitasi.
Air laut justru berkerut keruh akibat kawasan industri
Segitu ambrukkah kondisimu hari ini ?
Lekas membaiklah Ibu pertiwi.
*
Bersama Kita Lawan Pandemi
Mereka menyangka Wuhan asal mulamu
Tak terlihat, buas nan mematikan
Lebih berbahaya dari perang bersenjata
Persebaranmu amatlah gercap
Selidik demi selidik oleh para ilmuwan
Rupanya kau sudah ada sejak tahun 2002
Hanya saja, protein lonjakan telah ditambahkan pada tubuhmu
Modifikasi genetik cara pengembanganmu
Diduga insersi mirip virus SARS
Siapapun dibalik kejadianmu
Ia menganggap mati adalah bahan candaan
Bagaimana tidak?
WHO telah menyebutmu pandemi
Artinya pengaruhmu telah menggejala di lini global
Laku di Sektor ekonomi, politik, pendidikan, agama telah lumpuh atasmu
Negara adidaya pun dibuat tidak berkutik lagi
masyarakat kalangan bawah menjerit, kehilangan sumber pendapatan
Tak kalah sialnya, pahlawan medis harus terenggut nyawa akibat ulahmu
Bagaimana bisa rantai penyebaranmu segera terputus?
Alih-alih, kau segera berlalu
Nafas inangmu terlanjur menyebar ke penjuru wilayah
Meski, Segala kebijakan telah diupayakan
Disiplin masyarakat tidak begitu konsisten
Terbilang justru menganggapmu hal remeh temeh
Padahal, satu-satunya cara mematikanmu
Adalah bersama-sama melawan
Para ilmuwan bersikeras menemukan obat pemulihan
Bercucuran keringat tim medis sebagai pelaksana penyembuhan
Masyarakat hanya perlu disiplin ketat
Pemerintah, jangan pelit-pelitlah mengucurkan dana
Media massa turut mewartakan tanpa membumbui kepanikan.
Demikianlah, Kunci utama agar pandemi segera usai
Bersama-sama kita lawan!
Penulis: Susi Susanti, mahasiswa PPKn Universitas Negeri Makassar.