Thu, 12 Dec 2024
Esai / Redaksi / Jan 06, 2021

Gelap Terang HIV/AIDS

Siapa yang tidak tahu tentang virus? Kumpulan parasit mikroskopik yang menyerang tubuh mahluk hidup. Banyak sekali penyakit yang diakibatkan oleh virus terutama pada tubuh manusia. Manusia adalah mahluk hidup yang selalu mencari tau sesuatu yang baru tanpa mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan. Banyak hal baik yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak negatif seperti melakukan berbagai hal yang dapat menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Diantaranya, hal-hal yang bersifat positif dan tidak melanggar norma dan aturan.

Sayangnya, di zaman sekarang ini, kita dapat melihat bagaimana kondisi anak-anak, remaja dan bahkan orang dewasa yang menganggap bahwa seks adalah suatu hal yang lumrah. Hal ini dibuktikan bahwa mereka sering mengonta-ganti pasangan (seks bebas) tanpa mengetahui resiko yang dapat ditimbulkan. Salah satu dampak yang paling berbahaya dan paling ditakuti akibat dari perbuatan mereka adalah HIV/AIDS.

HIV/AIDS adalah sebuah momok yang sangat ditakuti saat ini. Akan tetapi, banyak orang yang mengartikan HIV/AIDS adalah satu kesatuan padahal sesungguhnya HIV dengan AIDS berbeda. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yaitu CD4 atau yang biasa kita sebut sebagai sel darah putih sedangkan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah tingkat lanjutan dan yang menjadi stadium akhir dari virus HIV.

Ada tiga perantara mengapa HIV/AIDS dapat menyerang tubuh manusia yaitu memalui Darah, Cairan Kelamin, dan Melalui Air Susu Ibu. Dalam hal ini kita dapat mengatakan bahwa HIV bisa menular lewat darah karena adanya penggunaan jarum suntik yang di gunakan bergantian. Demikian juga transfusi darah akan tetapi, hal ini sudah dikatakan sulit terjadi karena ketatya seleksi yang dilakukan untuk transfusi darah maupun untuk pemindahan organ tubuh. Selanjutnya, melalui cairan kelamin atau bisa dikatakan melalui hubungan seksual. Penularan dengan melakukan hubungan seksual dapat terjadi dari pria ke wanita atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan seksual yang berisiko.

Terakhir adalah melalui air susu ibu. Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV selama kehamilan, guna menurunkan resiko penularan HIV pada bayi.Virus HIV juga tidak bisa menular jika tidak memenuhi syarat atau prinsipnya. Ada  empat syarat yang harus dipenuhi agar virus dapat menular seperti,

a).Exit Ini berarti virus harus keluar dari tubuh orang yang terinfeksi.

b).Survive Untuk dapat menularkan HIV, virus harus bisa bertahan hidup di luar tubuh.

c). Sufficient yang berarti jumlah virus harus cukup untuk menginfeksi ke tubuh manusia.

d). Enter berarti virusnya harus masuk ke tubuh orang lain melalui aliran darah.

Hal tersebut berarti bahwa melalui pertukaran darah antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin atau menyusui, hubungan seksual, baik anal atau vaginal, serta alat tusuk tidak steril yang menembus kulit. Meski demikian, banyak orang  yang tidak mengetahui tentang hal-hal tersebut dan mengakibatkan adanya pemikiran yang salah tentang pengidap HIV/AIDS. Hal inilah yang menjadi pemicu dari munculnya sikap yang menganggap bahwa orang yang terkena HIV/AIDS harus dijauhkan dari masyarakat karena dapat menular.

Oleh karena itu, inilah yang menjadi tugas kita agar dapat memberikan pemahaman yang dapat merubah mindset seseorang tentang hal-hal negatif terhadap pengidap HIV/AIDS sehingga semua orang dapat berbaur dengan pengidap tanpa adanya rasa ketakutan berlebihan untuk terkena penyakit HIV/AIDS. Ada banyak hal yang tidak membuat HIV/AIDS menular seperti berjabat tangan, menggunakan kamar mandi yang sama, menggunakan sendok yang sama, bersin, bekerja sama dengan penderita dan yang terakhir melalui gigitan nyamuk. Jika semua hal tersebut dilakukan dengan orang pengidap HIV/AIDS dapat dipastikan bahwa penyakitnya tidak akan menular karena tidak memenuhi syarat penularan. Meski demikian, obat untuk penyakit HIV/AIDS hingga detik ini belum bisa ditemukan namun ada obat untuk memperlambat penularan virus HIV yaitu Antiretroviral (ARV).

Untuk mendapatkan manfaat ARV, pengidap HIV harus mengonsumsi obat seumur hidup. Sebab, jika tidak pertumbuhan virus di tubuh tidak terkontrol dan bisa menimbulkan resistensi terhadap obat. Namun, sebelum mengonsumsi ARV, penderita harus terlebih dulu berkonsultasi pada dokter. Pasien yang akan menggunakan ARV juga harus memiliki orang yang bisa mengingatkan untuk selalu minum obat atau biasa disebut Pemantau Meminum Obat (PMO). Di Indonesia, hal tersebut sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan. Ketika mengonsumsi ARV, pengidap HIV akan mengalami efek samping seperti kepala pusing, tubuh terasa melayang, dan mendapat mimpi-mimpi aneh. Lebih lanjut, ARV membuat orang yang mengonsumsi berisiko mengidap penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes, kanker, stroke, hingga fungsi ginjal yang menurun. 

Meskipun belum mampu menyembuhkan HIV secara menyeluruh, tapi sejauh ini terapi ARV dipercaya bisa menurunkan angka kematian dan rasa sakit, meningkatkan kualitas hidup ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS),dan meningkatkan harapan masyarakat bahwa penyakit HIV/AIDS bisa dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan di atas bahwa di dunia ini kita harus merangkul ODHA sehingga mereka bisa menjalani hidup dengan sewajarnya tanpa adanya stigma-stigma buruk dari masyarakat yang selalu menjadi momok bagi penderita. Semua orang jika sudah memahami apa itu HIV/AIDS pasti akan mererima ODHA dikarenakan mereka telah tahu bagaimana cara menjegah dan membedakan penularan agar terbebas dari penyakit tersebut.

Inilah yang menjadi tolak ukur perjuangan kita sebagai bangsa Indonesia dalam memerangi HIV/AIDS dengan membuka pikiran-pikiran oran lain yang sama sekali tidak tau dengan hal tersebut. Dan dengan hilangnya stigma buruk tentang ODHA kita dapat saling rangkul untuk menjaga generasi penerus bangsa agar mereka semua tahu bahwa HIV/AIDS adalah jembatan bagi mereka yang ingin masa depannya suram. Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan adalah menjadi pelopor untuk mengurangi penyebaran HIV/AIDS dan membuat bangsa kita bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bebas dari HIV/AIDS. Bukankah itu harapan kita semua?

*Tulisan ini merupakan salah satu bentuk kerjasama dengan UKM MAPHAN UNM terkait informasi seputar HIV/AIDS dan NAPZA

Penulis: Silvester E (anggota UKM MAPHAN UNM)

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.