Thu, 12 Dec 2024
Puisi / Nurleni / Jan 03, 2021

Aku dan Kecewa

AKU

Banyak cerita yang ku tuai di tengah ramainya perbincangan raga
Ada kisah yang ku ungkap di tengah heningnya AKU dikeramaian
Karna rahasia sudah tak bisa menepi diterjang ombang-ambing kebingungan
dan hati sudah siap tuk berkoar dan menerima resiko

sejak dewasa mengharuskanku memilih
Aku menjelma menjadi pribadi yang tak ku inginkan
Ku lepas semua atribut yang menjadi ciri khas ku..
Karena AKU terkucilkan oleh keadaan

Semua tentangku terkubur dan tertimbun oleh semangat yang setiap harinya tak ku inginkan
Aku menjadi palsu dari kerasnya persaingan..
Setiap ku bercermin mata tak mampu menatap dirinya
Tangis saja terkadang tertawa setiap melihat air mata yang jatuh
Menceritakan betapa bodohnya aku terbodohi oleh pilihanku sendiri.. 

Setiap kali ku menaklukkan pilihanku, sekuat itu pula pilihan menjatuhkan ku didasar kecewa yang tak bisa ku maknai..
Hari ini hari dimana aku benar-benar sadar bahwa aku jauh dari standar pilihanku.
Hari ini hari penyerahan dimana ku serahkan pilihanku menggemblengku menjadi sesuatu yang diinginkannya.
Dan cukup sampai hari ini, hari esok dan seterusnya biarkan pilihan yang menjadi saksi betapa bodohnya dia menerima aku tuk memilihnya

*

KECEWA

Sering kali kecewa berkunjung dikediamanku..
Iya datang mengatas namakan kepercayaan..
Datang bersama janji..
Lalu bersahabat dengan gombalan-gombalan modus dan perintilan-perintilan kata yang menghanyutkan..

Hadirnya pun tak pernah sepi..
Setiap kedatangan kecewa, ada saja peristiwa-peristiwa yang menggores hati
Sedih, sakit hati ataupun amarah
selalu menjadi oleh-oleh tervaforitnya untukku..

akupun terkadang merasa bingung..
kenapa ketika kecewa datang harus menjelma pada sosok-sosok yang tak terduga..
entah itu teman, sahabat, orang yang di sayang atau bahkan cita-cita dan pilihan yang telah di anggap menjadi sesuatu yang terbaik untukku, ternyata menjadi jembatan kecewa tuk bertemu.. 

tak hanya itu, kecewa adalah sang munafik yang berkedok
awalnya dia menghadirkan bahagia
lalu menanti-nanti tawa tuk berbincang..
dan pada akhirnya dia hanya menginginkan tangis tuk bercerita..

berkali-kali kecewa hadir berkali-kali pula air mata bernyanyi..
dan dari sekian banyak kehadirannya dapat ku tarik kisah bahwa
kecewa datang karna merindu hadirnya air mata

 

Penulis: Nurleni (Mahasiswa Kimia Universitas Negeri Makassar)

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.