Cinta Itu Perih
Entah mengapa setelah menatap bola matamu
Diriku selalu ingin menatapnya kembali
Seperti hal itu telah terikat oleh diriku
Ingin ku palingkan wajah ini, namun hati tak bergeming
Aku merasa bahwa aku milikmu dan kau milikku
Bersamamu aku tidak pernah lagi ketakutan
Kau yang mengajarkannya kepadaku
Bersama denganmu sangatlah luar biasa
Mungkin hanya karena rasa ini
Setiap kita bertemu, kenangan indah selalu menemani
Kenangan yang memecah belenggu kesunyian dalam hati
Tapi, mengingat kembali kenangan itu, takut datang menghantui
Rasa takut yang sangat perih lebih dari biasanya
Seakan hal itulah yang akan membunuh jiwa ini
Seperti festival, diawali oleh tawa dan berakhir dengan sepi
Memikirkan ketika bangun dipagi hari dan kamu telah pergi
Aku takut sendiri
Atau mungkin diriku tak mampu lagi membuka mata
setelah kita membuat kenangan yang indah
Aku takut kau dihujam sepi
Namun hal itu kembali sirna
ketika dingin dan sepi datang dengan pedihnya
Aku merasakan kehangatan yang kau berikan
Aku mendengar tawa yang membahagiakan
Walaupun Aku ingin mati
Aku mendengar suara "tolong jangan pergi"
Walaupun kisah ini akan berakhir dengan sedih
Hati ini kan tetap tetap berada di sini
Penulis: Andi Khaerul Imam, mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Makassar, memilih untuk belajar dan terus belajar.