Thu, 12 Dec 2024
Puisi / Kontributor / Dec 13, 2020

Dua Buah Puisi

Perempuan dilarang Bahagia

Disisi Kota,
Laila,
Terlahir dari ribuan kata menyedihkan
Doa-doa penyesalan
Ia tumbuh, seperti kembang

Tetapi,
Aku mencintainya atas takdirnya
Tumbuh dari bibit sisa-sisa malam
Dirawat puluhan jari-jari

Laila,
Piatu yang manis, penjuru Kota mencintainya
Dengan sakit yang melekat
Biru laut yang mencium kulitnya
Matanya, menyaksikan kerakusan pria berdasi
Dan, hatinya memilukan

Laila,
Titipan yang menangis sendiri ditengah malam

 

Lelaki yang Mencintai Masa Lalu

Udara yang masih berkenan menjelajah dalam tubuhku
Dan, penciptaku yang masih mengizinkan cinta tumbuh
Air keruh yang tergenang dijalan asmara
Mengembalikan sebuah cerita
Sebelum Tuhanku menuliskan skenario
Menemukan perempuan yang sedang dalam genggaman

Malam tiba, airmata mengalir perlahan
Aku, kiranya lelaki yang masih mencintai masa lalu
Mencintai bunga-bunga dari Tuhan
Sedang, perempuan dalam genggaman ini juga milikku
Sebentar lagi akan mekar,
Tidak mungkin kubiarkan ia menangis
Tetapi,
Aku, lelaki yang merindukan bunga masa lalu

 

Penulis: Cici, hanya mau dipanggil Cici.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.