Dua Buah Puisi
Perempuan dilarang Bahagia
Disisi Kota,
Laila,
Terlahir dari ribuan kata menyedihkan
Doa-doa penyesalan
Ia tumbuh, seperti kembang
Tetapi,
Aku mencintainya atas takdirnya
Tumbuh dari bibit sisa-sisa malam
Dirawat puluhan jari-jari
Laila,
Piatu yang manis, penjuru Kota mencintainya
Dengan sakit yang melekat
Biru laut yang mencium kulitnya
Matanya, menyaksikan kerakusan pria berdasi
Dan, hatinya memilukan
Laila,
Titipan yang menangis sendiri ditengah malam
Lelaki yang Mencintai Masa Lalu
Udara yang masih berkenan menjelajah dalam tubuhku
Dan, penciptaku yang masih mengizinkan cinta tumbuh
Air keruh yang tergenang dijalan asmara
Mengembalikan sebuah cerita
Sebelum Tuhanku menuliskan skenario
Menemukan perempuan yang sedang dalam genggaman
Malam tiba, airmata mengalir perlahan
Aku, kiranya lelaki yang masih mencintai masa lalu
Mencintai bunga-bunga dari Tuhan
Sedang, perempuan dalam genggaman ini juga milikku
Sebentar lagi akan mekar,
Tidak mungkin kubiarkan ia menangis
Tetapi,
Aku, lelaki yang merindukan bunga masa lalu
Penulis: Cici, hanya mau dipanggil Cici.