Dua Puisi Alpiat
Kalimat Rindu Berlalu Lalang
Kalimat-kalimat rindu sedang berlalu-lalang, menambah banyak pertanyaan.
bagamana dengan aku, yang masi tanpa kepastian apakah rinduku, harus rela berakhir sendiri
Jenuh mulai berkumpul.
debuh-debuh mulai menjadi sebongkah batu, keluhan ini mulai saling tumpang tindih,
desir gelisah semakin sirna lelah turut memudar juga.
rentap malam kan dalam pelukan.
menanam gelap yang dahagakan mimpi bergemakan keindahan
Malam mulai mendingin.
Dibawah lampu malam yang hampir padam, aku masih berkeliaran diruang tunggu.
Berputar putar menyusuri sudut tak menentu.
Kesekian kalinya kulewati malam kemalam satu sudut yang paling rimbun oleh rindu
*
Sore Menuju Pagi
Trik soreh kini beranjak pergi pancaran sinarnya perlahan hilang menuju gelap
Pepohonan mulai menari menyapa angin malam
Riuh gembira menunggu pagi akan datang
Berusaha keras menyantap cahaya disudut
gelap
Menahan rindu yang kini menjadi pilu
Mimpi mimpi terselimuti kegelisahan
Udara kemanakah kau akan pergi membawa
sejuk dipergantian musim meninggalkan semua kegelisahan
dan membuat udara berhenti tertawa
Gelap malam menyudahi
waktunya tuk pagi
Kalah itu
Ia juga menyudahi segala rindu rindu yang sempat hadir
Tentang pagi aku sebut dia sebagai awal yang baru
Awal untuk berbagai hal yang tadinya kurasa mimpi mimpi yang terselimuti
Udara sejuk menerobos masuk kedalam relung tubuhku
Itu hanya alasan agar sejuk tetap terjaga
Penulis: Alpiat Tja, mahasiswa Ekonomi Manajemen UNANDA PALOPO, memiliki motto jadikanlah hidupmu berkualitas kerna kehidupan berbicara tentang kamu bisa apa.