Dua Puisi Asisah
Jejak yang Terpenjara
Kegelapan adalah siangnya
cahaya adalah mimpinya
siang ia berada di lorong, senyum merekah
malam ia di ujung jendela, tangis meluruh
mimpinya hilang
Begitu banyak mimpinya, namun dikubur kebijaksanaan
banyak cita-citanya dipendam kesabaran
Dibalik diamnya terselip kecerdasan
Dibalik bajunya yang koyak-koyak, seluruh tubuhnya penuh sinar
Ia di bungkam dalam satu telunjuk
kakinya dirantai,otaknya di rendam
ia kaki kiri yang mesti mendahulukan kaki kanan
bak landas pacu tugasnya hanya menunggu pesawatnya mendarat
dan mimpinya pun hilang
Ia harusnya bisa seperti rel beriringan dengan kereta
harusnya mereka seperti katniss everdeen berjuang bersama peeta mellark
bukan snow white yang kekuatannya di rantai
atau colleen yang kebenarannya disembunyikan
mereka harusnya berjuang layaknya marlina meski hanya dikenal karena jejak yang terpenjara.
*
Si Kumbang yang Bersembunyi
Pelabuhan utama ia sebut dirinya
Rekahan senyum penyambutnya
Doktrin kuat nan kokoh menyeimbangi
Menata lurus bak garis tiang bendera
Seketika lenyap seketika ada
siangnya adalah bekerja malamnya ia melucuti
Ku akui taktiknya mengagumkan
menumbangkan sebagian tentaraku
Hingga di suatu pagi, semua tercengang
Mulutnya yang pernah berbusa oleh manis madu
kini dijelajati wangi yang buruk
siapa sangka dirinya yang bertopeng
Si kumbang yang bersembunyi
Penulis: Nur Asisah, si pelupa yang berkomunitas di Green Youth Movement