Dua Puisi Azzahra
Aku yang Kebingungan
Kau lihat adikku kegirangan
Matanya bersinar dan wajahnya berseri-seri
Menyambut sekantong kehidupan di tanganmu
Berisi buah dan sayur-mayur yang masih segar
Coba kau lihat juga ibu dan ayahku
Matanya sayu dan wajahnya pilu
Perlahan memandang ke arahmu
Dan kulihat tumpukan beban mengusik harinya
Bukankah seharusnya mereka gembira?
Seperti adikku yang kegirangan melihatmu
Bukankah seharusnya mereka bahagia?
Seperti adikku yang berseri-seri menyambutmu
Kucoba mengeja tumpukan laku
Membaca rentetan peristiwa yang tertangkap oleh retinaku
Lalu menafsirkannya satu per satu
Tetapi, ada sesuatu yang tampak ganjil
Mataku tertuju pada benda persegi panjang
Yang kau genggam di tangan kananmu
Menyorot ke arahmu, aku, ibuku, ayahku, dan adikku
Kilatan cahaya sepintas berlalu, memotret
Aku yang kebingungan
Mengeja, membaca, dan menafsirkan rentetan peristiwa itu
Aku yang kebingungan
Di antara laku kau, ibuku, ayahku, dan adikku
*
Di Belahan Bumi Paling Sunyi
Ada yang sedang sibuk mempersiapan keberangkatan
Menuju tempat yang bisa membuat hati dan pikiran tenang
Dengan membawa segudang rasa yang bercampur baur
Juga setumpuk kisah yang tak sabar untuk ia ceritakan kepada ibu dan ayahnya
Ada yang sedang menunggu kepulangan seseorang
Bersiap-siap segera menuntaskan rindu dengan pelukan kasih sayang
Belaian tangan lembut seorang ibu, dan juga dekapan kuat seorang ayah
Ibu dan ayah, keduanya bersepakat menyiapkan penyambutan sederhana nan bahagia untuk anaknya
Di belahan bumi paling sunyi
Ada yang sedang diam-diam selalu melangitkan doa
Berharap pertemuan antara seorang anak dan kedua orang tuanya tidak terhalang oleh hal apa pun
Juga berharap kebahagiaan dan perlindungan selalu menyertai kehidupan mereka
Penulis: Azzahra MSN, Sekretaris Umum Forum Lingkar Pena ranting UINAM 2019/2020, mahasiswa Fisika UINAM.