Dua Puisi Minhad
Detik Merestuinya
Sekali terbuai
Atma pun berkecamuk
Gema gemuruh berdayuh
Lembayung begitu syahdu
Kata terangkai sederhana
Pertahanan kalbu tak berkutik melawan
Musuh yang terkawal belasan tahun
Luluh dengan sekali ucapan
Mata sendu
Berkasih-kasih meminta izin
Setiap paragraf terdengar manis
Berjanji selalu ada dan menjaga
Menantang air mata akan tersesat arah
Berganti tawa menetap candu
Kepercayaan mencabar di seberang jiwa
Saksi bisu riuh pikuk
Terbayang indah kisah romansa
Pandangan begitu lemah
Diam berbalas diam penuh makna
Detik merestui dua tatapan insan itu bertemu
Sejak sekali terbuai, ia sudah kalah tak bersua
*
Tak Ada yang Salah
Di sudut jalan setapak
Gelap rucita malam tak pernah sorot
Suasana dersik begitu hangat
Membuyarkan pikiran terbawa arah
Kota ini selalu saja menyimpan kenangan
Sialnya aku salah satu korbannya
Selaksa kisah terukir indah
Pelakunya menghilang tidak ditemukan jua
Tapi asmaraloka sudah lara
Hampir terlupa
Angkringan saksi bisu satu-satunya
Walaupun jejak pergi terhapus luka
Renjana tetap berbisik meringis
Prediksi pun menjadi buta
Entah ini nestapa atau skenario cerita
Aku tidak boleh lengah
Perantauan baru saja mulai
Hingga kini tak ada yang harus salah
Yogyakarta
Daerah istimewa tempat kutitipkan rasa
Semoga semuanya baik-baik saja
Penulis: Minhad Rahmaniyah, mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Makassar.