Mon, 23 Dec 2024
Puisi / Kontributor / Dec 18, 2020

Dua Puisi Widja

Corona vs Koloni

Mulanya hanya wabah namun sekarang malah jadi pandemi.
Malaikat mautpun menjelma udara di kota.

Panic Buying merajalela, dianggap dapat cegah diri malah berdampak pada rakyat kecil.
Social Distancing diterapkan dan membatasi gerak demi keamanan bersama.

Seribu kota seakan mati suri, segala koloni hanya diam diri #dirumahaja.
Tidak sedikit menekan penghasilan para pejuang penyambung kehidupan.

Beberapa orang “tidak takut” berdiri di garda terdepan untuk membantu.
Salah satunya adalah mereka yang masih peduli dengan sesama.
Dengan rela menyisihkan banyak waktu dan nyawa.

Memberi bantuan dengan ikhlas dan tetap melahirkan senyuman diantara banyak air mata.
Semoga akan lebih banyak koloni yang bersedia jadi tameng untuk memberantas.
Ingatlah selalu ada “aman” dalam “ancaman”.
Semangat!

*

Rindu Tertunda

Pada tiap jengkal jarak yang ada
Pada tiap pertemuan yang tertunda
Semua orang yang percaya akan merasakan doa-doa yang tertunda
Mari sayangi yang dekat tanpa harus dekat

Saat kepala rasanya ingin meledak
Saat rindu yang kian meledek
Rindu masih saja bandel karena tak mau mengambil cuti
Memang benar ada “arak” dalam “jarak” yang pantas saja sering memabukkan

Segala macam upaya pertemuan dan janji boleh di kok di cancel
Tapi untuk doa kebaikan, jangan
Lekas membaik, KITA.

 

Penulis: Andi Widjannah Afdhal, mahasiswa yang memiliki motto ranting kering, kering tapi tak mati.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.