Hamparan Kota
Hamparan kota
Disuatu tempat di jalan kota
Sering kali berpapasan dengan sampah yang terbawa angin
Seperti biasa juga pemandangan tampak berkabut debu dan asap
Bising kendaraan yang hampir tak begitu berbeda antara siang dan malam
Membuat kesunyian begitu kilas didengar
Jalan-jalan ibu kota yang kokoh dengan beton
Membuat hampir jarang melihat tanah
Terik panas dapat tertolong dengan atap halte bus yang dibuat khusus untuk situasi itu
Namun hawa nya tetap begitu membakar
Melihat tak ada lagi pohon yang tertanam disana
Entah semua begitu mudah sekarang
Dapat sampai ditempat tujuan dengan cepat
Namun menebang pohon dan merusak alam sana sini
Semua kemudahan ini rasanya akan menjadi kesusahan di masa nanti
*
Memorial
Kutulis dalam lamunan ingatan
Padang hijau dan sejuk
Tanah yang masih lembab dan berbatu
Menapak kan kaki tanpa alas
Terlihat lumrah dan biasa
Pohon-pohon tua yang kokoh
Seakan membatasi cahaya Mentari yang terik
Juga guyuran hujan tak akan membanjiri jalan
Begitu kilas rasanya
Semua terenggut begitu cepat
Tergantikan oleh gedung-gedung pencakar langit
Jalan-jalan lumpur berbatuku kini rata dengan aspal
Tak ada lagi gemeriuh serangga dimalam hari memecah keheningan
Kini telah bising dengan suara mesin kendaraan
Lahan hijau yang luas kini menjadi pemandangan perumahan yang megah
Hingga terhanyut lah pikiran ku
Oleh kerinduan akan alam yang asri
Dengan harap juga suatu saat dapat kunikmati kembali
Penulis: Devana Franchisca C. P, dapat ditemui melalui Instagram @Mikewozosky12