Manusia Ketakutan
sedang ketakutan
namun jauh lebih takut pada pelukan
butuh pertolongan
namun takut menyambut genggaman
takut butuh pertolongan
takut pada kesombongan
ketika diri mulai menilai-nilai
ketika diri mulai mengitung-hitung
diri menyombongkan aku
takut pada kesedihan
ketika diri sedih harusnya jadi tangis
bukan malah marah di ubun-ubun
diri menyedihkan aku
takut pada pergi
ketika diri tidak tahu cara melangkah
ketika diri terlalu tahu banyak langkah
ketika diri tidak tahu langkah mana lebih dulu
diri menakuti aku
diri takut pada ketakutan-ketakutan aku
butuh pertolongan agar diri
tidak menyombongkan aku
tidak salah paham pada kemarahan aku
tidak salah langkah pada setiap ketakutan aku
diri ketakutan pada aku namun jauh lebih takut pada pelukan
diri butuh pertolongan namun enggan menyambut genggaman
diri akhirnya menikam aku karena takut tidak ada yang menolongnya
lalu diri pergi meninggalkan semua pilihan langkah yang menakutinya
diri si manusia penakut peluk dan genggaman
telah meninggalkan aku setelah pamit dengan tikaman
diri pamit
Penulis: Sariana (Mahasiswa Psikologi UNM dan Pegiat Literasi di Stimulus Paradigma)