Pamit
Agustus berakhir dengan rinduku yang tak pernah kusampaikan.
Ini September, janjiku untuk menyelesaikan satu tanggung jawab.
Dan beberapa tanggung jawab tak kulakukan, seperti mengatakan aku membutuhkanmu.
Melewatkan Agustus. Sampai pada September yang ku harap benar ceria.
Semua orang, dengan masalahnya masing masing. Melewatkan hari terus dengan rindu.
Pada akhirnya, sama. Akan terus melanjutkan hidup.
Terus, bahkan tak bernafas lega, bahkan tanpa harapan, bahkan tanpa capaian.
Bahkan aku mampu melupakan, mesti tak utuh.
Kesakitanku, aku sendiri.
Tak mau aku kau ikut ikut.
Biar ini jadi saksi perjuanganku melawan arus yang sangat kencang. Bahkan bisa merobohkan rumah.
Perjuanganku untuk melawan ketertindasan. untukku, manusia adalah yang mampu meremehkan nyawanya demi satu diskriminasi.
Sebelum rinduku menindasmu, ocehanku merusak harimu.
Baiknya, aku pergi.
Dengan air mata, dengan selalu mengingatmu dan mendo'akan keselamatanmu.
Berbahagialah~
Penulis: Lia Fauziah, 22 Tahun yg memastikan untuk terus bersyukur.