Sun, 22 Dec 2024
Puisi / Asmar / Dec 20, 2020

Perempuan Lain

Bangunnya hari ini
Tidak seperti empat hari yang lalu
Tidak ada lagi
Mata yang tertutup
Ketika matanya telah ia buka
Tidak ada lagi desahan napas
Selain napasnya sendiri

Nasi yang ia goreng
Dengan bumbu khas, persis sama
Ketika ia mahasiswa tinggal sepiring
Sepiring itupun tidak ada
Lagi yang membantunya menghabiskan

“Aku tidak salah
Aku hanya tidak mampu mengendalikan diriku”

Setiap jam ia
Berbeda, setiap jam ia
Menjadi orang lain, setiap jam ia
Bisa kehilangan semuanya, termasuk
Kehilangan dirinya sendiri

Setiap jam pula, ada
Dia yang tabah menunggunya
Kembali seperti semula
Perempuan yang ia cintai
Sejak pertemuan pertama

Pagi ini terasa
Sangat berbeda, setelah
Bertahan selama sepuluh tahun
Bersama, akhirnya ia
Menyerah

“Andai saja aku punya
Anak” pikirnya. Mungkin dia akan tetap tabah
Dengan aku yang bisa berubah kapan saja

Sepuluh tahun yang penuh
Mengalah olehnya, meskipun
Aku ingin sesekali mengalah kepadanya

Bayangan dicermin tidak
Lagi anggun seperti biasanya
Aku lupa, anggun itu adalah ucapannya

Kini, yang kulihat dicermin
Hanya perempuan dengan
Mata kiri yang menandakan
Kesedihan tidak ingin
Ditinggalkan
Dan
Mata kanan yang menyatakan
Marah, tidak dapat mempertahankan

Beberapa jam lagi ia akan berubah menjadi perempuan yang lain

 

Penulis: Asmar Tahirman, mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Makassar, Presiden BEM Kema FPsi UNM 2016-2017, fouder Komunitas literasi Rumah Luwu, sedang fokus menyelesaikan tugas akhirnya.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.