Puisi-Puisi Akir Muhammad
Petani Tidak Haus Kuasa
Siang menuju sore
kelabu mulai mengurung langit, gelap
petani silih berganti mengucap syukur
atas rahmat yang selama ini hanya sebagai rindu
dan segera akan disambut dengan suka haru
Namun tak sedikit yang khawatir
Ini bukan pertanda biasa
ada banyak siasat yang kemungkinan terjadi
di sela syukur dan tafakur
Ingatan kembali menyeruak pada kebengisan sebagian manusia
yang demi segudang harta
setumpuk tahta
dan sebanyak senjata
tak canggung untuk meratakan apapun yang menghalangi,
merampas hak-hak juga membakar alam
Tetapi petani selalu yang tabah, sabar dan penuh kasih sayang
meyakini kuasa Tuhan tanpa perlu risau riu hara
Sementara pemangku kekuasaan
tunggal dalam serakah
buta dalam kuasa
maka tak segan alam membumihanguskan, binasa.
*
Ibu Doa Itu Sendiri
Di sepertiga malam
seorang ibu kembali menyulam doa-doa
yang sempat terhambur di meja makan
ia merapalkan harap demi harap
pada anaknya yang sedang belepotan
menghadapi pertikaian hidupnya
gemuruh di dada tak bisa jeda
saat ia terpaksa menggugat Tuhan
dengan isak yang menggenangi pelupuk mata
bahkan ia rela menukar kebahagiaannya demi
capaian bahagia untuk sang anak
yang ia tanggung dalam setiap doa, juga dosa.
Penulis: Akir Muhammad, mahasiswa UIN Alauddin Makassar, suka menulis dibeberapa waktu dan lebih seriing di jam tertentu.