Puisi-Puisi Jusmi
Kepada Ibu
Bu, aku hanya ingin berteduh dibawah sayu pandanganmu
Dari gerimis yang menitip rintiknya pada mata
Dari lebatnya persoalan yang menguras tenaga
Pada matamu yang teduh ketemukan sepenuhnya kasih sayang
Setiap tatapannya menerbitkan asa pada harapan
Tegar, setegar karang dilautan
Bu, telah kutemukan sebuah rumah didadamu
Disana do'a-do'a berayun, berkejaran bersama napas yang kau hirup
Disana lentera tak pernah redup, menerangi hidup agar tak jatuh terpuruk
Ingin aku beristirahat dibawah rindangnya harapan yang kau ikat dalam bait-bait do'a
Yang akan melindungiku dari perihnya terluka
Lalu kita menyajikan tawa dengan cara sederhana, bersama-sama.
*
Katamu Kebetulan
Katamu, hanya kebetulan.
Ada yang datang bertamu, menawarkan perkenalan. Kau jamu sedikit tanggapan, maka ujung-ujungnya dia hilang.
Ada yang hadir menjadi pengagum, menyuguhkan seikat pujian. Kau balas sedikit senyuman, dan akhirnya dia sungkan.
Katamu, semua hanya kebetulan.
Mereka yang datang hanya berlalu lalang, tak mungkin merebut perhatian, apalagi sampai bertahan.
Benar.
Bagiku, semua memang hanya serangkaian kebetulan.
Dan kebetulan, yang datang itu menciptakan sesak.
Menghampar jarak antara kita, hingga terbit sekat-sekat.
Penulis: Jusmi, mahasiswa Jurnalistik UIN Alauddin Makassar.