Mon, 23 Dec 2024
Puisi / Kontributor / Dec 21, 2020

Puisi-Puisi Jusmi

Kepada Ibu

Bu, aku hanya ingin berteduh dibawah sayu pandanganmu
Dari gerimis yang menitip rintiknya pada mata
Dari lebatnya persoalan yang menguras tenaga

Pada matamu yang teduh ketemukan sepenuhnya kasih sayang
Setiap tatapannya menerbitkan asa pada harapan
Tegar, setegar karang dilautan

Bu, telah kutemukan sebuah rumah didadamu
Disana do'a-do'a berayun, berkejaran bersama napas yang kau hirup
Disana lentera tak pernah redup, menerangi hidup agar tak jatuh terpuruk

Ingin aku beristirahat dibawah rindangnya harapan yang kau ikat dalam bait-bait do'a
Yang akan melindungiku dari perihnya terluka
Lalu kita menyajikan tawa dengan cara sederhana, bersama-sama.

*

Katamu Kebetulan

Katamu, hanya kebetulan.
Ada yang datang bertamu, menawarkan perkenalan. Kau jamu sedikit tanggapan, maka ujung-ujungnya dia hilang.
Ada yang hadir menjadi pengagum, menyuguhkan seikat pujian. Kau balas sedikit senyuman, dan akhirnya dia sungkan.

Katamu, semua hanya kebetulan.
Mereka yang datang hanya berlalu lalang, tak mungkin merebut perhatian, apalagi sampai bertahan.

Benar.
Bagiku, semua memang hanya serangkaian kebetulan.
Dan kebetulan, yang datang itu menciptakan sesak.
Menghampar jarak antara kita, hingga terbit sekat-sekat.

 

Penulis: Jusmi, mahasiswa Jurnalistik UIN Alauddin Makassar.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.