Puisi-Puisi Nurfadillah
Kukira Menetap Namun Singgah
Kau yang kukira menetap namun singgah
Kehadiranmu sungguh bagai angin
Datang begitu saja tanpa aba(aba
Memberikan kesejukan dan rasa nyaman dimalam itu
Kau yang kukira menetap namun singgah
Seketika kehadiranmu menghipnotis duniaku
Pikiranku seakan-akan telah dipenuhi tentangmu
Sungguh kau pemberi ilusi yang hebat
Kau yang kukira menetap namun singgah
Sungguh…sungguh aku tak pernah mengira
Kehadiranmu yang dulu kuanggap angin pemberi kesejukan
Kini berubah membawa petaka dan kehancuran bagiku
Kau yang kukira menetap namun singgah
Seketika duniaku porak-poranda karnamu
Rasa percayaku kau hempaskan begitu saja
Kini aku menjelma menjadi puing(puing kehancuran
Kau yang kukira menetap namun singgah….
*
Senja dan Sebuah Rindu
Aku berjalan diantara benturan ombak
Memandang langit yang kian indah
Angin meliuk(liuk diselah bebatuan
Sekawanan burung pulang kembali kesarang
Kutatap langit yang kian memerah
Tertanda bahwa senja pun telah hadir
Langkah kaki semakin lelah bernyanyi
Entahlah, sampai kapan saya akan bertahan
Ini senja yang keseribu kalinya
Sama seperti rinduku padanya
Bayangnya tak pernah hilang
Seakan membawa rindu yang hanyut bersamanya
Ada senja yang terus hadir
Ada rindu yang terus menguar
Dan ada rasa yang enggan tuk diam
Penulis: Nurfadillah, mahasiswa dan aktif di UKM MAPHAN UNM.