Sun, 08 Sep 2024
Puisi / Kontributor / Jan 04, 2021

Puisi-Puisi Ri

Hujan Kenestapaan

Tuan, izinkan hamba berlutut
Di hadapan getamu yang memangku riwayat
Setiap budi dalam menatar cara bertaubat
Seakan rasa kebas haram menyelimutimu
Menaruh biduk umat hingga berjaya
Matilah, di penghujung seperti warita biasanya
Kenang itu, bersemayam di urat nadi hamba

Tuan, hanya berpaut hasrat tak tahan
Sesekali sedan dalam tunduk mengaduk
Tak boleh tangan ini memugar takdir Allah
Hanyalah pasrah..
Ah gugah!
Tapi tak berdaya
Tapi tak kuasa
Tapi lumpuh tapi bisu tapi hancur
Remah kalbu selalu tak ikhlas
Badai selalu bergelut tiap masa
Tuan... Sembiluanmu tak lekang terukir
Biarlah, biar menderu jerit-jerit jagat
Teruntuk

Akan terbunuh kelakar yang keluar
Oleh hamba
Akan remuk lumat butir dengki netra mereka
Oleh hamba
Abaikan nestor bersuara lantang
Pastikan berpadu pilu, bersimpu dalam selasar Tuan

*

Penantian Bestari

Kilatan doa selalu berpendar mengisi ruang yang temaram
Munajat serta amin mulai menjamah langit gelap penaka bintang
Sedang rindu kita sesak dalam kanyon dada sendiri
Serupa Qais kepada Laila, malam yang berlalu rupanya semakin sendu
Sejujurnya pada jarak ini.. aku tak mau

Seperti halnya timbunan kelakar arkais pada jalan raya
Candu canda hari raya dengan keluarga
Atau petikan senar bersama napas dialog yang tak pernah diburu
Namun hawar ini, menamsilkan kisah baru untuk aku dan kamu
Tuhan oh Tuhan, sabarku akan menari dalam ekstase
Jika suatu hari jerat-jerat ghaib yang mengurungku ini tak lagi mampu
Menahan lajuku pada-Mu

Sebab apa sebaran cipta-Mu ini dikata merundung
Sedang yang kutahu kacamata itu berlensa warna-warni
Dan seandainya kelopak mata sungguh tertutup, pahamilah Sayang jika kosa ini ambigu
Kaji bumi sakti, mengungkap jati diri
Pandemi, luruh bersama usia yang kecut dan keriput


Yaa tolan, percaya dan tolonglah eja perintah-perintah itu sebentar
Buang pula riak-riak panas ke dalam ceruk abaimu
Hinggaplah dengan taat dan sesekali jangan berlari lebih eksentrik
Sebab mati bukan berada di atas nampan lebar penuh nyali
Sekali tumpah engkau hilang, menjadi asing, dan membawa lingkaran para saksi

 

Penulis: Ri Sezen Qirani, mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.