Mon, 17 Feb 2025
Puisi / Kontributor / Feb 19, 2020

Sajak yang Kita Idamkan

Hari-hari yang ramai dengan riuh kota metropolitan
Sesak dada bercampur detak jantung tak beraturan
Melihat jalan-jalan yang masih dikuasai preman dan birokrasi berantakan
Membuatku sadar bahwa hari-hari kita masih berada di bawah bayang-bayang masa silam

Mencoba menyimpul kisah dari reruntuhan bangunan moral dan masa-masa kelam
dari sisi yg paling gelap mari kita satukan kembali pecahan yang hilang dari kita
menjadikannya pijakan yg tak retak walau jutaan harapan bertumpuh padanya

Sebab yakinlah, akan ada hari dimana keluh kesah kita akan menjadi peluruh-peluruh dari senjata hitam perlawanan
Menodong raja untuk mencipta kondisi yang kita idam-idamkan, keadilan!

Bila mana hari itu telah tiba, akan ada sebagian dari kita menangis atas meninggalnya tirani
Sebab mereka tidak bisa makan dan minum dari keringat orang lain lagi

Kawan apakah kau berani menggadai masa mudamu demi cita-cita yang selalu diidam-idamkan setiap sanubari?
Cita-cita yang suci, cita-cita yg tak pernah diucap di sekolah-sekolah yang tak berani

Ayo sekarang buktikan bahwa marah tak selalu berujung kecewa

 

Penulis: Taufiq Akbar, mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Negeri Makassar, tertarik pada pendidikan dan pendudukan.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.