Tue, 22 Oct 2024
Puisi / Kontributor / Mar 17, 2021

Sebuah Bunga

Sebuah Bunga

Di ujung taman ada sebuah bunga
Tampak lain, tampak tidak berselera
Ia merenung, hanya kosong di matanya
Teman-temannya barangkali sudah lupa akan ia

Bau busuk menguar dari tubuhnya
Ditambah duri-duri yang menganga
Tiada satu pun yang berkenan menyapanya

Semesta tak ‘kan mencari, meski ia pergi tanpa izin
Perlahan kelopaknya gugur bersama angin
Durinya patah, terinjak oleh anak-anak yang bermain
Nun jauh di sana, Tuan masih menunggu

Dirinya teramat rindu
Pada bunga yang ia harap tumbuh selalu

Hingga waktu memperbolehkan Tuan mencari
Tak jua ia temukan di sana sini

Hanya bersisa bau busuk yang sangat Tuan sukai

Bau busuk semakin memudar
Singgasana bunga telah terbakar
Tuan tergelak, “Ini hanya kelakar.”

“Ayolah, benarkan perkataanku, wahai tanaman-tanaman liar.”

Tanaman-tanaman liar hanya saling lempar pandang
Saling berpikir bahwa bunga terlalu tergesa meradang

*

Tolong

Dahulu aku diam
Kini diam t’lah kupukuli hingga lebam
Tak ingin aku yang temaram
Berlari, seakan tiada lagi besok malam

Jalanan mengejar, pohon-pohon, angin
Kalah dan mengalah, aku tak ingin
Berlari, hingga akulah pemimpin

Mendadak tanganku memukul kepalaku tanpa perhitungan
Aku tersungkur, mencium jalanan
Ada aroma kenangan
Tiada yang bisa bantu aku berjalan
Tolong… Aku ketinggalan

 

Penulis: Addini Safitri, sekarang tercatat sebagai mahasiswa. Dapat ditemui di Intagram @addini_sft.

 

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.