Tidur Nyenyak Kecewa Terusik
Terlena dalam pujian..
Terluka dalam kata-kata manis..
Dan kembali menggoncang tidur pulas sang kecewa…
Dasar hati.. mau saja dibohongi dengan senyuman-senyuman manisnya…
Mereka dulu menjanjikan kepercayaan pada potensi ini
Setiap hari diungkit “wah, keren, hebat, kelak bisa jadi ..” inilah itulah..
Tapi, toh lihat… hanya karna waktu dan sedikit kurangku
Dia menjadi pilihan kepercayaanmu…
Lah, bukannya dulu aku yang menjadi kebanggaanmu?
Kenapa sekarang kau lukai harapan yang sudah membuatku besar kepala ini?
Kenapa kau dulu membuatku bisa sebertahan ini, dalam lingkup nyaman
Jika pada akhirnya kau minta lagi kenyamanan yang ku dapati?
Ku ingatkan kembali kepadamu, dulu raga bisa mengorbankan semuanya..
Karna yang kau bangkitkan semangatnya adalah jiwa yang sedang baik-baik saja..
Tapi jika kau usik tidur nyenyak kecewaku..
Maaf-maaf saja.. logika pun tak mampu lagi percaya dengan mulut manis itu…
Jika tidak suka, bilang....
Jangan menggibah dibelakang..
Lalu memuji dengan membawa-bawa nama bakat didepan manusia lain..
Hati yang suka baper ini sudah muak dengan suara-suara emas itu..
Penulis: Nurleni, mahasiswa Kimia dan anggota UKM MAPHAN Universitas Negeri Makassar, menyukai dunia puisi.