Sat, 07 Dec 2024
Ceritakanaja / Kontributor / Jan 02, 2021

Izinkan Aku Menjadi Bodoh Sekali

Aku tahu apa yang ada dibenak kalian, aku tahu apa yang kalian perguncangkan tentangku dan hubungan yang sedang kurajut.

Atau mungkin ada beberapa dari kalian belum tahu tentangku hingga merasa tak cukup berhak untuk mengambil andil memakiku seperti mereka yang “sangat” tau.

Aku akan menceritakan disini, sedikit terbuka tentang luka-lukaku dan apa yang dia lakukan padaku. Apa yang membuatku cukup bodoh tetap menerimanya kembali, lagi dan lagi.

Orang orang selalu mengklaim diriku sycho atau mendekati bipolar, mereka ada alasan kenapa mengenalku seperti itu.
Aku mempunyai moody yang sangat parah, bisa berubah dua menit bahkan sedetik kemudian dari bahagia menjadi marah, dari yang tadinya tertawa bisa tiba tiba menangis.

Aku menggenggam yang ku punya dengan cara kasar, karena fikirku mencintaimu seseorang kau bisa melakukan hal yang diluar nalarmu sampai beberapa kali aku tak sadar melakukannya.

Aku memukul atau melukai diriku sendiri. aku tak terlalu mahir dalam mengontrol emosi, tak terlalu bisa berhenti jadi cengeng kalau isi perempuanku muncul.

Aku menjalani hubungan yang awalnya aku harap menjadi satu satunya hingga nanti aku hanya dibopang oleh cucu cucuku, hubungan yang aku apastikan akan menjadi terakhir dan aku tak perlu lagi mencari sebab aku sudah menemukan.

Tapi, aku lupa tuhan pemegang kendali, dari kepercayaan diriku yang penuh tuhan membanting tahu bahwa aku tak cukup hak untuk menuliskan ceritaku sendiri tanpa persetujuannya.

Kau ingin tahu bagaimana aku mencintainya?

Aku mencintainya mungkin lebih dari diriku sendri, bukan wacana terkadang aku lebih mengkhawatirkan makannya, kesehatannya, bahkan penampilannya.

Aku selalu cerewet kemana dia pergi dengan siapa dia bercengkrama dan tentang apa pembahasan mereka berlebihan? yap, diapun mengakuinya.

Hubungan kami tak sehat, setiap hari saling meneriaki dan mendorong satu sama lain untuk kepuasan ego, agar terlihat nyata siapa yang menang dan siapa yang mengaku kalah. Mungkin menurutnya hubungan hanya sekedar pertarungan tentang siapa yang bisa dan siapa yang akan menjadi budak di akhirnya.

Setiap kali dia meneriaki aku sudah sangat berusaha untuk tetap kuat dihadapannya, sebab dia selalu mengutuk jika aku mulai menangis, tapi tetap air mataku kekeuh untuk tetap meluncur ramai di pipiku.

Jika kau tanya apakah tidak lelah?

Ya, aku sangat lelah bahkan aku sering menangisi diriku sendri tanpa bantuan orang lain, menyemangati diriku bahwa aku bisa melewatinya, seberat apapun rintangannya aku selalu bisa bahkan jika wonder woman itu nyata mungkin aku bisa mengajukan diri.

Ketika semuanya tak terkendali tiba tiba aku teringat ucapan seseorang ketika aku bercerita tentang kekasihku padanya,“ kamu itu cantik, baik, sabar, dan tuhan akan memprtemukanmu nanti dengan orang jauh lebih baik dari dia”.

Aku hanya bisa berusaha untuk mengendalikan diriku dengan tenang tenang dan sabar, yang sebenrnya detik itu akupun membutuhkan seseorang untuk menguatkan. Terlalu banyak luka hingga akupun tak tahu lagi mana yang harus kusembuhkan lebih dulu.

Dari semua yang terjadi mungkin ada yang mengatakan aku bodoh, dan mungkin dari kalian berkata jika kalian jadi aku kalian tendang lelaki ini. Tapi aku selalu pilih memaafkannya, bukan harus cuma memang ingin.

Aku tak menunggunya berubah, aku yang akan berubah mengikis sedikit egoku hingga akhirnya aku siap dengan apapun. Aku percya tuhan selalu punya rencana terbaik untuk setiap luka yang orang lain goreskan, aku paham orang lain tak ada hak menyakitimu jika bukan kau yang mengizinkan.

Mungkin aku tak pernah mengizinkan tapi dia memegang kunci dari hatiku hingga dia bisa berlalu lalalng dan bebas melakukan apapun, tak apa aku percya keadaan berputar yang kau sakiti hari ini kelak bisa saja menjadi alasan hilangnya warasmu. Aku tak butuh dikasihani, karena akupun tulus untuk memaafkannya.

Jika waktunya telah habis, aku tak akan menjadi perempuan bodoh lagi. Percaya saja dengan tuhan, sesekali jentikan jari tuhan bisa menjadikan luka berubah menjadi bahagia.

Maaf untuk semua yang peduli padaku tapi tak kudengarkan, bukan aku tak mau hanya aku merasa masih bisa mengatasi ini tanpa harus mendengar orang lain.

Salam sayang,
KERINCI

 

Penulis: Nurul Dinda Hari, mahasiswa Universitas Andi Djemma.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.