Jangan Menjadi yang Ke-3
Terimakasih untuk sayatan luka yang sangat dalam, yang membuatku menjadi pelaku yang sangat jahat pula ke kehidupan orang yang ingin masuk membersihkan luka itu.
Pernah mendengar “Bukankah, tak ada perpisahan jika tak ada pertemuan”? HAHAHAH aku terlalu menyepelekan hal itu sehingga aku dihempaskan sejauh dalamnya jurang oleh orang yang sangat ku doakan ke Sang Pencipta untuk menjadi teman penjelajah yang kulalui.
Kata orang, “ahh itu biasa saja, hal itu sering terjadi kepada orang-orang dan cepat disembuhkan oleh waktu”. Lantas, bagaimana dengan aku yang sampai sekarang mati-matian menyembuhkannya namun sulit?, bahkan orang yang melebihi kemampuan batas menjadi orang tulus membersihkan luka itu, masih belum bersih.
Sibuk mencoba menyembuhkan diri sendiri tanpa memikirkan orang yang berusaha pula untuk membantuku membersihkan kepingan kaca itu membuatku merasa semakin bertambah banyak hal yang ingin kubersihkan.
“Ahhhhhh……beban pikiranku semakin bercampur aduk antara kepingan dan pembersih itu”.
Sehari, dua hari, seminggu, kukira kepingan itu akan bersih tapi bahkan hingga berbulan-bulan proses memperbaiki diri dan membersihkan kepingan kaca itu malah semakin menumpuk, semakin memberikan rasa takut juga rasa tak ingin mengenal orang, alhasil ingin membersihkan kepingan itu sendiri.
Aku dengan begitu banyak perjuangan dan tenaga membersihkannya tapi disamping itu dia dengan hanya sekedip langsung sembuh….Tak adil bukan rute perjalanan ini yang aku dapatkan tak sebanding dengannya?.
Semakin dibiarkan, semakin banyak pula orang-orang yang ingin menolong untuk hal itu dibersihkan karena katanya kepadaku “Semua orang akan dikatakan Jahat tergantung dimana Ia di cerita dan siapa yang hanya mendengar sepintas, maka dari itu sembuhlah dengan caramu sendiri”.
Tenanglah kawan, hari ini kamu menduga hal ini tak adil, namun percaya padaku hal itu suatu saat pun akan dialaminya, bukan perihal menyerah namun pernah kudengar “hal baik ke orang akan kudapatkan kembali jika aku melakukannya, begitupun sebaliknya” kata orang-orang yang menopangku untuk sembuh dari hal ini.
Dari semua itu, Aku bersyukur untuk segala proses dari Sang Pencipta yang mengajarkanku harus berdiri sendiri dan kuat untuk segala pergumulan hidupku serta selalu mendapat nasehat darinya “tak ada yang bisa menolongmu selain dirimu sendiri”.
Begitu banyak orang yang mencintaiku sehingga banyak topangan dari mereka meskipun banyak pula yang disepelekan akibat dari terlalu berkeras pada diri karena rasa takut yang tak kunjung hilang namun katanya lagi padaku “pada dasarnya orang datang dan pergi tergantung bagaimana kita memperlakukannya”.
Hal ini membuatku tersadar dari segala lamunanku yang selalu tertanam di kepalaku, berbenturan dengan apapun tak bisa mengalahkan lamunan itu.
Lamunan itu tersadarkan dengan satu penguatan yang sangat besar untukku, sejauh hal itu kutolak dengan berbagai alasan dan ketakutan, penguatan itu semakin besar untuk disembuhkan olehnya, dan memberi penguatan dibalik segala kesulitan masa lalu yang diketahui olehnya.
Tak bisa dipungkiri sekarang rute perjalanan yang kutapaki bukan lagi bertaut pada hal mendasar kemarin hari namun diajarkan olehnya untuk bagaimana memaknai hidup.
Aku selalu mengira bahkan sampai detik ini ketika melepas payung aku akan sakit terkena air hujan, namun katanya padaku “melepas payung tidaklah seburuk itu, nikmati hujan dan badainya nanti juga redah dengan sendirinya”.
Nantinya akan muncul pelangi yang indah bukti nyata dari segala hal yang buruk akan ditutupi oleh sukacita karena keindahan pelangi.
Hadir dengan hal sederhana untuk mengajarkan bagaimana proses sembuh dari sakit bukan juga hal yang mudah bagimu namun semakin banyak rasa takut yang kumiliki, semakin banyak pula tumpukan untuk menutupi hal itu darimu, mengajarkan bagaimana bisa berjalan kedepan tanpa perlu menoleh lagi yang bisa menyebabkan luka.
Entahlah sekarang pikiranku seperti apa, tak bisa dijelaskan lagi. Bukan perihal tak bisa melupakan namun selalu ada fantasi menakutkan mendahului langkahku, namun dia berada tepat di sampingku untuk menghapus hal itu, terimakasih karena menjadi benteng untuk refleksi itu saat ini, terimakasih
Sukacita pula yang kudapatkan bahwa dia bisa menjadi teman jika aku membutuhkan tempat bercanda, bisa menjadi adik jika kunasehati, dan bahkan bisa menjadi kakak jika aku butuh penopang dari segala hal buruk ketika ketakutan itu datang lagi.
Mengenal orang baru untuk masuk ke kehidupan bukanlah hal yang mudah, namun menyepelekan orang yang begitu tulus untuk mau menyembuhkan hal itu.
Mengapa?. AHHHHH aku mau bagaimana melangkah, semakin dicampur adukkan dengan segala isi kepala yang tak bisa bersinambung dengan segala hal baik saat ini akibat dari masalah yang tak kelar-kelar.
Aku yang masih terpenjara dengan masalah itu tidak membuatnya berhenti untuk menolongku, selalu ada hal baru di halaman yang baru untuk menguatkan dengan segala pandangan baik yang tak pernah berkecimpung di halaman kemarin hari namun menolong untuk diperbaiki dan meyakini hal ini bisa sembuh.
Tipikal manusia yang keras kepala ada saat ini padaku akibat dari kesulitan yang berkali-kali kudapatkan, membuatku menutup rapat segalanya untuk tidak dibuka lagi, namun belajar melangkah kedepan. Datang dengan sejuta pegangan kunci untuk bagaimana meyakinkan, bukti nyata yang kudapatkan akankah jauh dari kedua hal kemarin?.
Raga terlalu lelah untuk membuka, rusak, memperbaiki, sembuh dan buka lagi. Itu merupakan suatu rute yang konyol dihadapi sendiri dan bodohnya selalu terpaku pada fantasi kemarin sampai lupa dengan orang yang begitu tulus dengan pegangan “ Takkan Seperti dia, yakinlah, kita bawa dalam Doa yah”.
Semakin keraguan pada diri ini kembali, semakin banyak pula penguatan yang kudapatkan darinya, tak pernah luput penguatan yang kudapatkan mengajarkanku bahwa “Jangan pernah takut untuk mencoba percaya hanya karena masa lalu. Trauma boleh dipulihkan tapi jangan pernah mengabaikan orang-orang yang ingin menyembuhkanmu, hanya karena masa lalu”.
Ingat, “Jangan sampai orang-orang yang kamu abaikan itu adalah jawaban dari yang setiap hari kamu doakan dan minta pada-Nya”.
Dia mengajarkan bagaimana bisa lepas dari sakit itu dan yang sangat terkagum olehku, Dia semakin mendekatkanku dengan Tuhan, memiliki kasih yang lebih besar untukku dibanding dirinya dan selalu mengedepankan Doa dalam segala hal untuk melangkah karena Cintanya yang tak kalah besar untuk Tuhan sehingga membuatku berhasil sembuh dari fantasi menakutkan itu.
Jadilah dirimu sendiri untuk bagaimana bisa menyembuhkan orang lain dan jangan berubah hanya untuk orang lain namun bagaimana bisa merubah diri sendiri dan dari kemauan diri untuk kebaikan orang lain.
Syukur yang besar untuk kita bisa saling membantu dalam proses sembuh dan berakhir pada ketenangan diri karena merdeka dari rasa takut itu.
Maaf untuk segala hal sakit yang kuberi padamu pada proses sembuhku, namun jangan pernah berhenti untuk hal itu dan jadilah yang terbaik pada prosesku.
Jangan pernah menjadi bagian lanjutan seperti dia dalam bagian proses sembuh, karena tanganku untuk sembuh saat ini ada padamu beserta segala penguatan darimu, Jadilah Indah dalam chapterku yang baru tanpa menjadi yang ke-3, Amin.
Penulis: Enci, fresh graduated yg masih sibuk mencari inspirasi untuk belajar berkarya. Dapat ditemui melalui instagram @h_patabang.