Tue, 15 Oct 2024

Pernah Tenggelam

Annyeong. Perkenalkan, aku adalah gadis pecandu romantisme kata yang lahir di Kota Binjai. Aku juga salah satu remaja yang sangat menyukai budaya Korea Selatan, sangat menyukai produk-produknya termasuk, penggemar berat salah satu group Idol Kpop mereka, yaitu Bangtan Sonyeondan, atau lebih dikenal dengan BTS.

Kalian tahu, tiada hari yang kulewatkan tanpa mendengar suara mereka, tanpa melihat berita, atau update-tan video mereka di Youtube, V-live, Wevers, Twitter, Instagram, bahkan tiktok.

Isi galeri handphone-ku pun hanya ada mereka. Mulai dari lagu, foto, video bahkan game-pun produk mereka. Saat sedih melanda, aku akan menghibur diri dengan melihat video lucu mereka.

Kalian bisa berfikir bahwa aku hanya menyukai mereka namun, aku sudah semakin candu.

Sampai suatu hari, saat jari ini asik bermain diatas layar persegi empat itu, Tuhan ku menunjukkan sesuatu kepadaku.

Sebuah postingan dari akun instagram seseorang yang berhasil membuat diriku diam terpaku, malu akan hal yang selama ini kulakukan.

Betapa malunya diri ini pada Sang Pencipta, bahwa aku menyukai mereka yang bahkan tidak tahu, bahwa aku hidup di dunia.

Ku hapus semua photo, video dan aplikasi yang berhubungan dengan mereka. Walaupun, aku tahu rasanya sangat berat.

Aku juga meng-unfollow semua akun sosial media mereka, walaupun terkadang aku masih kepo dengan kegiatan yang mereka lakukan. Aku terus berusaha menjauh namun, rasanya sudah terlalu tenggelam sampai kedasar yang begitu dalam.

Saat aku merasa hijrah ini begitu berat, dikirimkan-Nya sahabat yang selalu mendukung, dan menasehatiku. Ditakdirkan-Nya diriku untuk bertemu dengan ustadz, dan ustadzah yang menguatkan imanku.

Sejak perjalanan hijrah ini dimulai, aku sudah bertemu dengan ustadz Abdul Somad, dengan almarhum Syeikh Ali Jaber, Ustadz Khalid Basalamah, dan Ustadzah Oki di kota ku.

Rezeki yang bertubi-tubi datang, juga ku rasakan. Dari peringkat kelas yang berhasil ku raih kembali, lulus jalur SNMPTN di Universitas yang ku inginkan, sampai rasa bersyukur yang selalu muncul saat berkumpul dengan keluargaku.

Saat melihat mereka tersenyum, dan tertawa bersama, rasanya begitu hangat.

Saat hidayah mengetuk pintu hati, jiwa ini terasa terlahir kembali. Saat diri ini tenggelam di dunia fantasi yang terasa nyata, Tuhan menyadarkan ku dengan penuh cinta.

Sampai sekarang aku pun masih belajar, terus memperbaiki diri, dan menahan hati untuk tidak terlalu sering melihat mereka lagi.

Ya, aku tidak mau dicap sebagai “munafik”. Jujur, untuk lepas 100% dari mereka tuh, sulit banget Ya Tuhan! Gwenchana, yang terpenting sekarang waktunya lebih di manfaatin dengan hal yang lebih baik lagi.

Aku sih berpandangannya begini “Mereka aja bisa sukses sampai di tahap ini, aku pun nggak mau kalah dong”.

Lihat mereka itu jadikan motivasi, bahwa kesuksesan tidak pernah melalui jalur instan. Akan ada kerja keras yang disertai keringat, dan air mata disetiap perjalanan. Intinya, jangan pernah berhenti berdo’a. 

 

Penulis: Chairunnisa Indah Pratiwi, biasa disapa Nisa. Terlahir di Kota Binjai, yang hobinya nonton anime, dan Bangtan Soenyandan. Kesibukannya sekarang, selagi nunggu BTS balik dari Wamilnya, aku juga lagi sibuk melawan skripsi. Do’ain ya, semoga tahun ini bisa lulus dengan nilai yang bagus. Aamiin…

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.