Thu, 19 Jun 2025
Esai / Muhammad Riszky / Jun 18, 2025

Apresiasi Bagi Siswa Penting Tingkatkan Kesehatan Mental

Beberapa waktu lalu, jagat media sosial dihiasi tentang akun salah satu sekolah SMK memberikan apresiasi melalui poster ucapan selamat kepada alumni siswanya yang lolos bekerja. Pada postingan tersebut dua orang alumni tersebut diterima bekerja pada sebuah minimarket, masing-masing di Palembang dan Kabupaten Musi Rawas.

Postingan tersebut beragam pujian dari netizen. Hampir semua komentar tersebut berkonotasi positif. Komentar yang saya kutip diantaranya:

“apresiasi gak harus kuliah aja, tapi lulus kerja juga, kampus belum tentu bisa gini, tapi sekolah ini sudah jadi pione di wilayahnya. Kelass,” tulis akun @dthrelian.

“Respect. Lanjutkan hal-hal baiknya untuk terus mengapresiasi segala bentuk proses dan hasil siswanya bpk/ibu,” komentar dari akun @ri_muttaqin.6068.

Bagi sebagian mungkin kerja di minimarket merupakan hal biasa, namun bagi sekolah tersebut, apapun pekerjaan yang didapatkan alumninya, pantas mendapat apresiasi. Hal seperti ini mungkin sangat jarang atau bahkan langkah untuk mengapresiasi pencapaiannya.

Pertanyaan yang muncul, mengapa apresiasi bagi siswa penting dilakukan oleh pihak sekolah? Rasa penasaran saya lalu mencoba menelaah beberapa penelitian mengenai dampak psikologis yang ditimbulkan berkat apresiasi yang dilakukan terhadap siswa.

Pentingnya Apresiasi

Beberapa penelitian menjelaskan pentingnya memberikan apresiasi untuk menghargai upaya siswa yang telah dilakukannya. Penelitian yang dilakukan oleh Adam, Ismail, Ali, dan Sisilia (2025) menunjukkan jika memberikan apresiasi dalam bentuk pujian berdampak terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Hal tersebut akan membentuk kepercayaan diri dan meningkatkan keterlibatan dalam proses pembelajaran.

Memberikan apresiasi terhadap siswa juga berdampak terhadap guru itu sendiri. Lindsey Godwin, seorang pakar perilaku dan merupakan Direktur Akademik David L. Cooperrider Center for Appreciative Inquiry menjelaskan jika apresiasi yang diberikan penting untuk menguatkan perilaku positif. Penguatan positif ini akan membentuk perilaku yang dihargai akan berulang.

Lebih lanjut, ia menjelaskan memberikan apresiasi sebagai bentuk rasa syukur akan membentuk neuroplastisitas kita seiring waktu. Neuroplastisitas sendiri merupakan kemampuan otak untuk berubah dan menyesuaikan diri yang melibatkan respon terhadap pengalaman, latihan, pembelajaran hingga cedera. Beberapa referensi menjelaskan jika neuroplastisitas kemampuan untuk memperbaiki diri setelah mengalami kerusakan

Saat guru berfokus pada rasa syukur, kita akan memperkuat jalur saraf terkait hal-hal positif sehingga dengan begitu kita akan lebih mudah untuk melihat hal-hal baik dalam hidup. Sebuah hal yang jarang saat ini lantaran kita lebih banyak melihat kekurangan dalam hidup kita.

Refleksi sebagai Guru BK

Sebagai guru BK pada salah satu SMK kesehatan di Makassar mengamini hal tersebut. Apresiasi memungkinkan kita untuk memberikan penguatan positif kepada siswa, mendorong semangat belajar dan membantu siswa untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai perspektik.

Pengalaman kurang lebih 11 bulan lebih seminggu sebagai guru BK (yang masih terus berlangsung) memberikan pembelajaran bahwa melalui apresiasi yang diberikan siswa akan menciptakan pengalaman yang menyenangkan. Stigma-stigma mengenai guru BK yang kejam, berfokus pada hal negatif saya hilangkan melalui pendekatan yang menyenangkan.

Mengapa menggunakan pendekatan memberikan pengalaman menyenangkan? Sebuah penelitian dari Australian Education Research Organization tahun 2023 menjelaskan dengan memberikan pengalaman yang menyenangkan akan membuat siswa merasa mendapatkan dukungan emosional yang berdampak terhadap keterlibatan dalam proses belajar mengajar meningkat.

Memberikan pengalangan menyenangkan kepada siswa tidak bukan berarti memberikan semua keinginan mereka. Tapi lebih dari itu, pengalaman menyenangkan dibentuk dari mendekatkan isu atau topik yang dekat dengan mereka yang akan berdampak terhadap karirnya ke depan.

Seemiller dan 4 peneliti lainnya mencoba menjawab tentang bagaimana membuat pembelajaran menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan. Studi yang dipublikasi di Journal of Pedagogical Research pada tahun 2021 itu menunjukkan pembelajaran yang menyenangkan ketika konten atau topik yang diberikan dapat diterapkan di kehidupan pribadi maupun akademiknya.

Selain itu penelitian tersebut juga mendapatkan fakta jika guru yang menunjukkan antusiasme, ramah, dan mudah bergaul dalam proses pembelajaran akan membuat siswa bersemangat. Sosok guru yang meyakini apa yang dilakukannya tidak hanya sekadar mengajar sangatlah dibutuhkan untuk menginspirasi siswa bertindak.

Mengajak Siswa ke MIWF

Makassar International Writers Festival (MIWF) baru saja digelar. Festival literasi terbesar di Makassar atau bahkan salah satu yang terbesar di Indonesia telah memfasilitasi pengunjung untuk melihat berbagai diskusi, pameran hingga pertunjukkan yang sangat menarik dengan berbagai isu yang ditampilkan.

Beberapa hari sebelum MIWF digelar, saya mendorong siswa untuk terlibat di kegiatan. Salah satu siswa saya ajak ke festival sebagai bentuk apresiasi lantaran telah meluapkan emosinya ke dalam sebuah proses bimbingan dan konseling. Ia telah beberapa hari sebelumnya menemui saya untuk berbincang, mengutarakan masalah yang dihadapi namun juga menunjukkan tanda-tanda untuk menyelesaikan masalahnya.

MIWF merupakan hal baru baginya. Pada hari ketiga MIWF saya menemani untuk melihat berbagai pameran yang ditampilkan, mulai dari lukisan kupu-kupu, melihat koleksi buku yang ditawarkan oleh semesta book, menulis katarsis di Fakultas Psikologi Unibos, mengunjungi booth amnesty international, greenpeace, memasuki lorong waktu XR Makassar hingga malam pada saat acara di panggung utama digelar.

Saking senangnya, ia lalu datang di hari terakhir MIWF dengan memberikan diri untuk pergi sendiri. Katanya, berkunjung ke MIWF memberikan banyak informasi mengenai hal-hal baru yang luput dari perhatiannya. Mengunjungi berbagai lokasi di MIWF memberikan inspirasi dan semangat bahwa ternyata ada banyak hal yang dapat dilakukan, dipelajari, dan dikunjungi seiring berjalannya waktu.

Bagi saya pribadi, memberikan apresiasi atas upaya untuk meluapkan emosi siswa melalui membincangkan serius melalui proses bimbingan dan konseling merupakan sebuah keberanian untuk mengakui luka, keterbukaan untuk menerima bantuan dan kerendahan hati untuk berubah lebih baik. Itu adalah langkah awal dalam perjalanan memperbaiki diri.

Seperti pada awal tulisan, sekolah dapat memberikan apresiasi kepada siswanya melalui berbagai cara. Sebagai guru BK, saya percaya memberikan pengalaman menyenangkan akan menciptakan hubungan yang mendukung, berkembang, dan adil yang membuat siswa merasa nyaman, dihargai dan dipahami.

 

Penulis: Muhammad Riszky, dapat ditemui melalui Instagram @mhmmdriszky.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.