Thu, 12 Dec 2024
Puisi / Kontributor / Jun 27, 2021

Juni Merindu

Juni Merindu

Gemuruh rintik berjatuhan membasahi dedaunan di akhir juni.
Menyimpan genangan dan mengingatkan kenangan bulan sebelumnya.
Hujan di bulan juni berjatuhan , menapaki jejak akan jarak yang terus berontak

Aku dan kamu yang kini menjadi kita, bersua mengeja tapakan rindu yang mulai terkikis aliran hujan di sepanjang juni.
Riuh gemuruh langit mengabu seperti rindu yang meriuh padat dan pekat di sepanjang malam.
Di sepanjang bulan juni wajahmu semakin membuatku candu akan senyum kecilmu.

Aroma semerbak cinta yang kita pupuk bersama  tercampur ego dan ambisi.
Sepanjang bulan juni memberi coretan suka dan duka tentang kita yang mencinta
Ada tawa dan sapa, ada marah dan benci , ada senyum dan tangis.

Hujan di bulan juni membuatku dingin begitupun senyummu yang mulai kaku akan lekukan cinta yang mulai redup.

namun.....

Ambisi dan emosi takkan mampu menghapus rasa cinta yang terlanjur mengakar dalam tubuhku untuk selalu menggengammu dalam do'a.

Sebanyak buih di lautan, dan rintihan hujan disepanjang bulan juni takkan mampu menjelaskan betapa besar rasa cinta nan rindu yang terus menumpuk dalam aliran darahku.

Walau hujan di bulan juni telah berhenti, namun tidak dengan rindu. ( padamu )
Rinduku berlanjut pada bulan bulan selanjutnya.....

*

Ruang Rindu

Untukmu yang selalu dalam dekapan doa'ku.
Dari rentetan harapan capaian dalam hidupku.
Ketakutan dan keberanian selalu mengelitik seiring berjalannya waktu dan berkurangnya usia.

Kau adalah cita yang akan berlabuh menjadi cinta.
Setelah ibu, kau adalah bayangan sosok ibu dari benih cintaku dimasa depan.

Aku tak menjanjikan harta dan tahta, hanya sebutir cinta dan cita tanpa ada dusta.
Sejauh mata memandang dan waktu yang terus berputar , kita saling mendekap dalam harap tuk bersama.

Ruang-ruang rindu semakin menghantui malam, siang dan pagiku.
Tak ada spasi seperti kata demi kata tuk menjadi jeda rinduku yang begitu deras.

Dalam doa selalu tersemat namamu, dalam harap selalu terbayang wajahmu, dan dalam jarak ada rindu yang menggebu.
Maafkan aku yang selalu menghantuimu hanya karena perihal rindu

 

Penulis: Al Azka, mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Alauddin Makassar, dapat ditemui melalui Instagram @al_azka26

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.