Segelas Kopi Kenangan
Lihat tepat setelah aku melihat bingkai gambar dirimu
Ada perasaan yang tak kunjung redah
Mengingat memori kenangan pahit
Yang selalu aku ingin lupakan
Dan setelah aku menuangkan kopi di cangkir yang penuh kenangan pahit
Aku ingin menunggunya sampai kopi itu menyentuh bibirku yang begitu kering
Pagi ini berbeda , karna begitu terasa dingin merasuk ke tulang
Seperti sikapmu terhadapku yang rapuh akan harapan
Cukup! Hentikan! Setelah kau pamerkan cincin di jari manismu
Kau campakkan aku dari kesia-sian
Engkau lucu mengatakan aku sayang kamu
Tetapi itu hanyalah sisimu yang berdusta dan kemunafikan
Menggores kecewa ke ubun-ubun
Sampai memompa darah begitu cepat menuju hati yang begitu luka
Kau tusuk begitu dalam menembus batas kekecewaan
Penulis: Arianto Suyuti, mahasiswa STIMIK Dipanegara ini memiliki motto 'banyak teman banyak rejeki'.