Thu, 12 Dec 2024
Ceritakanaja / Riski Alisa Putri / May 06, 2023

Januari dan Tentang Melepaskan

Dirapalkan rasa syukur atas perkenalan dan sebuah temu. Atas setiap cerita yang sudah dilalui bersama adalah hal yang kuanggap istimewa. Dihaturkan banyak terima kasih atas segala suka hingga canda tawa yang tercipta bersama waktu. Tapi, sayangnya kita tidak berarti apa-apa di hadapan kenangan.

Kenyataan yang harus kuterima bahwa kita kembali asing dengan rasa dan asa masing-masing. Sudah seharusnya seperti itu bukan?

Januari adalah awal bulan di setiap pergantian tahun. Banyak diantara mereka merayakan dengan penuh suka cita. Letupan petasan masih terdengar dan menghiasi langit malam memeriahkan pergantian tahun.

Perempuan cengeng yang selalu membuatmu merasa kesal atas sikap yang sulit ditebak. Perempuan ini pula yang melewati banyak peristiwa dalam hidupnya dengan duri yang tertanam dalam dada hingga terasa begitu menyesakkan.

Duri itu tumbuh bersama kenangan buruk yang dipendamnya agar tak semua orang mengetahuinya. Perempuan ini tidak ingin menerima belas kasih atas rasa iba terhadap kehidupannya.

Duri yang sewaktu-waktu menyapa di setiap sudut ruang kala gelap datang mampu menguras air mata, terlalu sering terlelap dengan mata sembabnya. Jiwanya bahkan merapalkan mati.

Maaf, atas segala kisah yang ternyata menguras energimu. Hingga pilihannya adalah melepaskan. Jauh sebelum perempuan memilih melepaskan, kau harus tahu ada usaha yang dilakukan untuk mencoba bertahan dengan segala perubahan sikapmu.

Dan selalu saja menaruh harap bahwa semua akan kembali baik-baik saja. Sayangnya, sikapmu pula yang membuat perempuan ini begitu yakin bahwa bertahan bukanlah sebagai pilihan.

Perempuan ini sadar betul, bahwa setiap harinya ingin mendapatkan sedikit perhatian. Dan mungkin saja, ini menjadi beban dalam kehidupanmu. Kau mungkin lupa, kita pernah merapalkan doa-doa baik bersama.

Kalimat darimu yang masih teringat jelas di ingatan ‘’Nanti kita menjadikan kebersamaan melahirkan pahala”.

Satu hal yang perlu kau tahu, tidak akan ada ikhlas yang sempurna perihal kepergian. Perempuan ini tidak melupakanmu, tidak sama sekali. Namamu tetap ada bersama kenangan, tersusun rapi hanya saja sedikit menepi.

Perempuan ini hanya perlu terbiasa, sama halnya sebelum kau datang menawarkan bahagia.

Perempuan itu Aku.

Perempuan yang merapalkan doa-doa baik untuk kehidupanmu.

Bersama atau tidak sekalipun, kau tetap lelaki baik.

 
 
Penulis: Ichaalisa, mahasiswa akhir. Dapat dihubungi melalui instagram @ichaalisaaaaaa

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.