Gadis Kecil yang Lemah
Kala hujan yang lebat di iringi sambaran petir yang keras, udara malam itu sangatlah dingin merasuk hingga ke tulang seorang gadis kecil yang sedang bersembunyi di dalam gua seorang diri, ia sedang duduk memeluk kedua lututnya, dengan tubuh yang basah kuyup dibalut dengan baju yang penuh dengan darah.
Gadis kecil tersebut tampak ketakutan untuk keluar dari gua walau ia kelaparan, haus bahkan kedinginan, dan menahan sakit dari luka yang masih tampak basah, dan ia tahu di dalam gua tersebut amat gelap, hati gadis kecil itu berkata
“di dalam gua ini aku lebih aman walaupun gelap gulita, lukaku yang tak terobati bukanlah masalah, dibandingkan aku harus keluar dan akan diterkam kembali oleh binatang buas yang mengincarku”.
Dalam keadaan yang lemah, gadis kecil itu terus memeluk dirinya seorang diri, hingga suatu saat terdengar suara samar langkah kaki.
“aku sangat gugup dan kaget, bagaimana bisa seorang lelaki menemukan aku didalam gua ini”
ucap gadis kecil itu, lelaki tersebut tampak faham kondisi gadis kecil malang ini, lelaki itu lalu mendekati gadis kecil tersebut, mengambil sesuatu yang berada dalam tasnya dan mulai mengobati luka luka pada tubuh gadis kecil tu.
“argh tuan ini sangat sakit”
ucap gadis kecil itu sambil menahan rasa sakit.
“aku tak tahu apakah aku merasakan bahagia atau sakit, disisi lain aku senang akan sosok hangat tuan ini, tetapi disisi lainnya aku merasa amat sakit disaat tuan ini mengobatiku”
Lelaki itu tampaknya mengetahui cara mengobati gadis kecil yang malang ini, lalu lelaki itu membantu gadis kecil ini untuk berdiri dan mengajak keluar dari gua tersebut, ia meyakinkan kepada gadis kecil itu bahwa ia akan aman bila berada disisinya, rasa takut pada diri gadis kecil itu mulai luntur lalu mereka keluar bersama sama, hingga pada persimpangan jalan laki-laki tersebut menghilang meninggalkan gadis kecil itu.
Hati gadis kecil malang itu serasa remuk saat kehilangan lelaki itu, ketakutan yang dimiliki gadis kecil itu menjadi dua kali lipat disaat ia berada di luar gua, sekarang gadis kecil itu berada dihamparan rumput yang luas dengan kabut yang gelap, gadis kecil itu berdiam diri berharap tuan tadi datang kembali menggenggam tangannya.
“tuan aku tahu kamu dapat melihatku dari jauh, aku tahu tuan bersembunyi, aku tahu tuan dapat merasakan perihnya luka disekujur tubuhku, aku tahu tuan ingin aku sembuh dan bertumbuh menjadi gadis yang cantik, lalu kenapa kau meninggalkanku disaat aku membutuhkanmu, disaat aku hanya bisa berharap kepadamu?"
"Aku tahu tuan adalah orang yang sangat baik? Tetapi apakah orang baik dapat melakukan hal itu? Niat baik tidak selalu berujung baik apabila dilakukan dengan cara yang salah. Tuan tahu?"
"Tuan adalah orang yang gagal, tuan adalah mahluk yang paling menjijikan dibandingkan binatang buas yang telah menikamku, tuan bukanlah orang yang baik tetapi tuan membiarkanku terperangkap dalam kebingungan dihamparan rumput dan kabut gelap ini walaupun tuan tahu aku sangat ketakutan, tuan meninggalkanku agar aku menjadi santapan binatang buas, terimakasih tuan kini gadis kecil ini sedang menunggu ajal yang entah kapan ia akan bertemu binatang buas yang siap menerkamnya kapan saja."
Penulis: A. Anisa T'sana, akrab disapa Tesa merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Makassar.