Thu, 12 Dec 2024
Cerpen / Kontributor / May 10, 2021

Hindia-Netherland

Ryker baru saja mendapat penghargaan dari dewan pers belanda, karena berhasil membawa surat kabar Hindia-Netherland menjadi koran nomor satu di Hindia-Belanda. Namun yang paling membuat kompeni sumringah adalah propagandanya melalui surat kabar tersebut sangatlah efektif.

Hampir tidak ada perlawanan lagi dari pribumi secara terbuka, meskipun di sektor pertanian dan perkebunan masih perlu pemulihan akibat perlawanan dari berbagai daerah dan masih ada beberapa pribumi yang enggan menjual rempahnya kepada kompeni.

Di sisi lain Tjokroamino, sedang berkonsolidasi dengan beberapa tokoh penting di Surabaya. Dia mengumpulkan beberapa tokoh-tokoh penting dari kalangan muslim untuk menentukan arah Sarekat Dagang Islam (SDI) selanjutnya.

Sebuah gerakan modern yang berusaha menyatukan rakyat nusantara dan melawan monopoli rempah oleh kompeni, meskipun langkah murid Kyai Hasan Besari ini pelan-pelan terendus juga oleh kompeni.

Hans seorang intelijen belanda berusaha menemukan benang merah dari dua peristiwa tersebut. Lantas londo pergi kepada petinggi VOC untuk menyampaikan hasil analisanya.

“Kamu yakin tentang hal ini?” tanya kepala VOC

“Iya tuan” Hans meyakinkan

“Sayangnya perbendaharaan kita belum pulih pasca Perang Diponegoro, kita tidak akan berperang lagi, atau Belanda akan benar-benar bangkrut” dia mengernyitkan dahi sambil menyulut cerutunya.

“Bagaimana kalau kita menculiknya?”

“Tidak bisa, dia terlalu cerdas, aku yakin dia sudah belajar dari kejadian Diponegoro” dia menuang wine pada sloky

“Bagaimana kalau aku membunuhnya?” dia mengambil sloky

“Apa kau sinting? Ok sebenarnya aku tidak bisa membandingkan ketokohannya dengan Diponegoro, namun kalau kita membunuhnya sama saja kita menabuh genderang perang. Dan pribumi secara alami akan bersatu melawan kita. Apalagi watak orang jawa timur ini selain urakan, diam-diam mereka memiliki militansi dan kecerdasan yang luar biasa, kau harus tau Jawa Timur adalah daerah paling rawan, kau seharusnya sudah menyadari itu” Pria berkumis itu menghembuskan asap.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?

“Harus ku akui angin di hindia tidak sebagus dulu lagi, karenanya kita tidak boleh gegabah. Namun kita tetap harus melakukan sesuatu. Ada dua orang, tapi ahh sudahlah… nanti aku beri tahu siapa yang harus lenyap!”

“Baik tuan, saya tunggu kabar baiknya”

Sebelum Hans keluar dari ruangan itu, pimpinan VOC sempat berbisik. Hans tersenyum lalu meninggalkannya.

*****

SDI semakin berkibar, dan buas melawan monopoli VOC. Kini organisasi itu sudah berani bersaing harga rempah dengan organisasi belanda tersebut. Tentu ini ancaman bagi kompeni, dan yang menjadi pertanyaan adalah dari mana mereka tahu harga rempah-rempah di eropa? dari mana mereka mendapatkan info tersebut?

Hans sedang menikmati kopi-cengkeh di sudut kota Surabaya. Pikiran tentang Tjokroaminoto sepertinya sudah hampir sirna karena memang tidak ada langkah-langkah konkrit dari kompeni untuk menyingkirkan pimpinan SDI tersebut. Tak terasa cangkir itu sudah habis segera ia membayar dan  kembali ke kantor

Sebuah telegram singkat dari pimpinan VOC

“Habisi Benalu Itu”

Ini artinya sudah saatnya dia beraksi. Diambil dua pistol dan sebuah belati. Segera ia mengenakan jaket preman, dengan setelah celana cargo hitam dan sepatu tentara. Dengan cepat ia mencari salah satu rumah mewah di Kota Surabaya. Tidak butuh waktu lama ia sudah menemukan rumah yang di maksud.

Ryker memarkir mobilnya di garasi rumahnya sekitar 19.00 WIB. Pemimpin redaksi itu segera masuk rumah dan menuangkan wine nya pada sloky. Belum sempat diteguk, seorang berjaket sudah berada di depannya.

“Apa maumu?” Tanya Ryker

“Bukankah kau sudah diberi tahu tentang hal itu?” Jawab Pria berjaket

“Mereka terlalu banyak basa-basi, aku tidak pernah tahu keinginan mereka”

“Negeri kita sedang dalam tahap pemulihan, seharusnya kau tahu apa yang harus kau lakukan” pria itu menodongkan pistol

“lalu?” pimpinan redaksi itu meneguk wine

“Jangan kau pikir, dengan banyak becking lalu tidak ada yang berani kepadamu”

“Sudah ku bilang aku tidak pernah menulis kebobrokan VOC, bahkan kritik terhadap VOC tidak pernah lolos ke halaman Hindia-Netherland. Aku menjamin tidak pernah ada satu pun tulisan yang memojokkan kita dimuat di sana. Sebentar” Ryker mengambil beberapa koran.

“Kau bisa mengeceknya sendiri!” lalu dilempar koran itu pada Hans.

Pria berjaket itu menangkap lalu memeriksanya

“Semua demi kepentingan kompeni” Kata Ryker

“daaaar” sebuah peluru menembus dada Ryker. Sepertinya Hans sudah menemukan masalahnya

“Dasar bodoh! kau tidak paham juga ternyata!!. kau telah memberi angin pada Tjokroaminoto!!”Nada Hans sangat dingin.

“Aahhhhh… apa maksudmu? kau lihat sendiri semua berita di sini adalah kepentingan kompeni, bahkan aku menulis pemberontak sebagai ekstrimis, apa itu masih kurang?” dia bersimpuh menahan lukanya.

“Kenapa orang sebodoh dirimu bisa mendapat penghargaan itu?  buka matamu!!” Hans menunjukkan headline news di salah satu koran.

“Apa maksudnya?” Ryker masih menahan rasa sakitnya.

“Kau memuat harga rempah Ryker!” Nadanya bertambah dingin.

 Tjokroaminoto dan SDI menjadi tahu monopoli dagang kita,. Itu kenapa akhirnya mereka berani bermain harga dan bersaing dengan kita. Orang pribumi tidak lagi mau menjual harga rempah ke kita kalaupun ada  dengan pasaran eropa. Kesalahanmu tidak bisa dimaafkan Ryker!”” dia menodongkan pistolnya lagi.

“Tidaaakk… tidaaaakkk, aku bisa memperbaikinya!” terdengar teriakan histeris

“Selamat tinggal kawan, sampaikan salamku pada Tuhan” Hans menekan pelatuk.

“daaaar” kini timah panas itu benar-benar menembus jantung Ryker, dan besok pagi Hindia-Netherland harus mencari pemimpin redaksi baru.

 

Penulis: M. Afin Masrija, Guru MAN 3 Magetan.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.