Thu, 12 Dec 2024
Cerpen / Ahmad Muzakki / Mar 23, 2020

Ini Duit Apa? Tasya Farasya

Ya mungkin mbak Tasya Farasya sudah tidak pakai uang tunai lagi sejak berjamurnya apikasi dompet elektronik, seperti Dono, Gopap atau Ojo. Jadi wajar dong kalau mbak Tasya udah gak kenal lagi duit 1000an rupiah milik Bank Indonesia.

Apalagi dengan semua serba digital dan elektrik seperti sekarang udah gak dipungkiri kebutuhan akan uang tunai sedikit berkurang bahkan mungkin sama sekali tidak dibutuhkan lagi.

Ya gimana enggak ya, mau makan tinggal pencet, tunggu bentar eh langsung dateng ke kostan. Mau kerja, tinggal pencet udah ada yang jemput di depan pager. Pulang kerja capek, pengen pijet, tinggal pencet langsung dateng tukang urut, yaa meski mijitnya gak se-enak nenek-nenek di kampung ya.

Yang paling penting diantara semuanya adalah, kita mau ngapa-ngapain gak perlu lagi keluarkan uang dari dompet. tinggal pencet aja asal saldo masih ada semua beres, aman terkendali, lancar jayaaa.

Selain aplikasi uang digital yang berjamur, bisa jadi mbak Tasya juga tidak mendapat sosialisasi dari Bank Indonesia terkait uang baru yang mereka keluarkan.

Kalau aku sih udah 3 kali ikut sosialisasi uang baru dari BI, satu mungkin mbak Tasya lagi sibuk sama konten youtube dan endorsenya, dua mungkin aku yang gak ada kerjaan sampai 3 kali ikut sosialisasi uang baru dari BI. Ya meskipun alasan utamanya adalah biar bisa makan siang enak tapi tetap gratis, he he he.

Atau mungkin faktor ketiga kenapa sampai mbak Tasya baru tahu ada uang 1000 an bergambar Pahlawan asal Aceh Cut Meutia adalah isi dompetnya mbak Tasya uang 100 ribuan semua kali ya. Yaa bisa jadi dong, kan dia Youtuber terkenal, apalagi banyak subscribernya juga. pasti banyak endorsan yang datang.

Sebenarnya sebagai kaum missquin seperti aku ini, uang 1000an adalah harapan terkahir diakhir bulan. Uang-uang tersebut biasa dari hasil kembalian di Indoapril atau warung-warung sejenis.

Uang-uang tersebut selanjutnya bakal kumpulin ditempat yang aman didalam kamar kost, lalu dibelanjakan saat menjelang akhir bulan. Sebagai amunisi terkahir sebelum kembali berbahagia saat gajian datang.

Selain itu, uang 1000an juga bisa jadi bermanfaat saat lagi nongkrong di Warkop. Sebagai penikmat musik jalanan, aku biasa memberikan uang seadanya kepada pengamen yang menghiburku di tempat nongkrong.

Meskipun hanya ngasih 1000an, setidaknya aku masih menghargai orang yang menghiburku kan, dari pada gak ngasih sama sekali.

Mbak Tasya gak pernah merasakan sih apa yang aku dan para sobat Missquin lain rasakan, jadi gak tau deh manfaat dari uang 1000an tersebut.

Jadi ya maaf-maaf aja nih, kalau kami menjadikan mu Dewa di timeline twitter hingga sempat menjadi tranding #1 di aplikasi wadah bacotan netijen itu.

Nah kasus mbak Tasya ini juga gak jauh beda sama yang dilakuin perempuan tajir lainnya.

Itu tu, mantunya Abu Rizal Bakrie. yo yoi, siapa lagi kalau bukan mbak Nia Ramadhani. waiyaa lah, jiwa missquinku terguncang waktu dia bilang gak bisa ngupas buah salak. itu tangan apa hati yah, rapuh banget wkwk

Bisa jadi dulu waktu mbak Nia TK pas ditanya sama gurunya "Hayo Nia ini buah apa?" nunjuk gambar, "Salak bu" jawab mbak Nia. Bu Guru lanjut nanya lagi "Coba, gimana cara bukanya,?". Heninggg "Manggil Mbak Minah bu" jawab Mbak Nia lagi, terus gurunya langsung bengong dong hehe

Habis mbak Nia tajir banget sih, cantik pula. ya mana mungkin dong mau makan buah salak yang sepet kayak muka aku, ya paling mbak Nia makannya itu, Apel, Jeruk, Pir, atau buah-buahan yang ada di Supermarket lainnya. Yaa salak mana ada di Supermarket, ya kan.

Pada intinya, bukannya mau julid sih, cuma kadang ngiri aja sama orang-orang kaya itu. terus mbatin, kapan ya aku bisa kaya kayak mereka yang gak kenal lagi uang 1000 dan gak mau lagi susah-susah ngupas buah salak yang nyakitin.

 

 

Penulis: Zaky, 23 tahun dan masih Single. Perkenalanku di dunia literasi semenjak aku masuk di Pers Mahasiswa di kampus. Usai itu aku benar-benar terjun di dunia jurnalistik hingga sekarang. Kekepoanku terhadap banyak hal menjadikan aku seperti sekarang.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.