Thu, 12 Dec 2024
Cerpen / Kontributor / Dec 17, 2020

Istirahat

Hidup dengan segala kebebasan beraktivitas, kebebasan berekspresi, kebebasan melakukan apapun tapi tetap pada aturan yang diyakini membuat terbiasa melakukan segalanya sesuai inginku. Aku merasa berhak atas diriku untuk melakukan apapun tapi kewajibanku mematuhi aturan yang telah ku buat sendiri dan keluargaku.

Terbiasa hidup dengan rutinitas dan aktifitas diluar rumah membuat merasa mati rasa ketika barang sehari atau dua hari membenamkan diri di rumah, bahkan untuk perihal 'me time' yang rutin ku lakukan itu bukanlah di rumah, bukannya membenci rumah tapi rumahku terlalu hangat dan menyenangkan untuk ku salurkan emosi negatif yang ingin ku hilangkan dari diriku. Rumah dan manusia didalamnya adalah satu-satunya 'healing' yang paling ampuh dan positif untuk diriku saat ini.

*

Ingin beranjak pergi ada yang senangtiasa menahan.

"Melarikan diri saja diriku" pikirku dipenuhi dengan perasaan frustasi.

Semakin berusaha pergi semakin pula menahan agar tak pergi, segala macam cara dilakukan termasuk penindasan hak untuk memilih.

Alasannya "ini demi kebaikanmu, nak" kebaikan siapa yang tengah engkau perjuangkan? hah?

Aku lagi-lagi memberontak dan tetap taat aturan akhirnya.

Merasa terpenjara tapi ada nikmat yang selama ini tubuh inginkan yaitu "istirahat, merebahkan seluruh tubuh yang tanpa kenal waktu diperas energinya demi menjadi pemuas keinginan diri"

Akhirnya, aku pasrah demi mama dan demi diri yang perlu ku sayang:)

Terima kasih untuk hadir mengingatkan diri yang kadang tak terkendali karena  lepas kendali.

 

Penulis: Armi, cukup Armi.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.