Thu, 12 Dec 2024
Cerpen / Elys Krisdiana / Jan 26, 2021

Kita Tidak Pernah Salah Memilih Seseorang

Kita tidak pernah berfikir tentang datang dan pergi seseorang dalam kehidupan, tapi pulang dan kembali adalah cara semesta bekerja untuk memberikan kejutan. Entah akan meninggalkan kebahagiaan yang membekas atau malah memberi ruang luka yang tidak terbatas.

Begitu pula dengan kita yang tidak pernah salah memilih seseorang, entah itu teman, sahabat, gebetan, mantan, kekasih, atau seseorang yang kita pilih untuk menjaga kepercayaan. Hanya saja, waktu dan keadaan yang akan membuktikan siapa mereka, baik buruk, hingga bagaimana cara mereka memperlakukan seseorang.

Nanti di pertengahan waktu, akan ada yang tetap bertahan atau akan ada yang berakhir di tengah jalan dan semua hanyalah proses dari kehidupan.

Semesta punya banyak kejutan untuk kehidupan, tentang bagaimana mereka akan bertahan atau meninggalkan. Because nothing last forever, even friendship, boy/girl friend, and people you trust. Jangan menyesali orang-orang yang pernah diberikan kepercayaan dan dianggap sebagai seseorang yang istimewa.

Untuk sebuah kisah asmara, setiap hubungan akan berakhir, entah berakhir dengan cerita mengesankan atau cerita tidak mengenakkan. Entah bertahan atau pergi meninggalkan karena kita tidak bisa memilih semua orang untuk tetap bertahan bersama. Jika mereka melangkah pergi meninggalkan, maka kita harus menjadi sosok yang mampu menerima.

Kita tidak perlu menyesal, meskipun semua tidak bisa di ulang, namun sedikit banyak masih bisa diperbaiki. Meskipun kita memiliki pilihan untuk memberikan kesempatan, kita juga memiliki pilihan untuk menghilangkan kesempatan. Namun setidaknya, dengan kepergian dan orang yang bertahan, kita mengerti tentang sebuah komitmen. Komitmen dalam kondisi sulit dan komitmen dengan segala bentuk jawaban.

Pesanku untuk hubungan yang patah dan sedang bertahan, jadilah orang yang berkualitas! Orang yang bisa memberi arti dalam sebuah hubungan. Orang yang mampu memberikan kenangan dan orang yang mampu bangkit setelah hancur berkali-kali.

“Jadilah orang yang rela melepaskan dengan cara yang paling sakit, orang yang dengan ikhlas memaafkan atau mungkin memberikan kesempatan kedua karena, setelah semua terjadi, kita nggak pernah tau apa seseorang itu tetap akan menjadi bagian yang sama”

Itu adalah kalimat pembuka dan penutup yang aku ucapkan untuk seorang teman baik yang sedang berada di fase patah hati. Sore itu, di bawah payung bumi ditemani senja, aku dan teman baik mengakhiri pembicaraan yang menguras emosi. Emosi sedih yang sudah lama meronta ingin keluar namun tertahan oleh rasa kebimbangan.

Rasa bimbang tentang pilihan untuk melanjutkan atau berhenti di pertengahan jalan yang rumit. Pada akhirnya, patah hati mampu mematahkan seluruh semangat dalam jiwa.

Ternyata, pembahasan patah hati tadi sore tidak selesai begitu saja ketika senja berpamitan. Namun, dilanjutkan ketika bulan mentransfer cahaya untuk bumi. Kali ini, bukan teman baik lagi yang berbagi cerita, namun hanya seorang teman.

Seorang teman yang menelfon untuk berbagi keluh kesah, tentang seorang teman lainnya yang selalu datang ketika butuh, namun pergi apabila kebutuhannya sudah terpenuhi. Meskipun hal ini terlihat kecil, namun cukup kuat untuk membangkitkan emosi kekecewaan. Dan aku memberikan kesimpulan kepadanya bahwa :

“Untuk sebuah pertemanan, kita tidak perlu menyesal ketika sangat mempercayai, bahkan ketika menganggap mereka teman terbaik. Meskipun, mereka menusuk dari belakang, meskipun mereka menjelekkan, meskipun mereka berkhianat, meskipun mereka tidak setia, meskipun mereka hanya mengadu-domba, meskipun mereka kembali ketika butuh, dan meskipun mereka pergi dan akhirnya kenangan itu terhapus, jadilah manusia kuat yang mampu dengan ikhlas menerimanya”

Ketika itu terjadi, kita hanya perlu melakukan satu hal, yaitu tetaplah percaya! Tetaplah percaya bahwa, kita tidak pernah salah memilih hubungan pertemanan. Tetaplah percaya, jika semesta mengirim orang-orang baik dan orang-orang jahat silih berganti.

Dan itu adalah cara semesta menyadarkan, bahwa semua akan pergi seiring berlalunya waktu dan hanya orang-orang hebat dengan kesetiaan luas yang akan bertahan bersama, entah itu saat senang maupun susah. Kita hanya perlu menikmati kejutan yang diberi semesta karena kesedihan akan kedaluwarsa dan kebahagiaan akan menyapa.

Kita hanya perlu menjalani karena nanti, kita akan menemukan mereka hidup bahagia dan akan mengingat bagaimana kita pernah menangis dan tertawa bersama.

Banyak pesan yang ingin aku sampaikan, tapi terkhusus untuk hubungan pertamanan, pesanku adalah mungkin kita akan tetap menjadi teman baik yang akan saling melupakan seiring berjalannya waktu atau mungkin kita akan tetap bertahan bersama untuk teman hebat dengan kesetiaan yang luar biasa.

Pesanku untuk hubungan yang sedang patah ataupun bertahan, teruslah menjadi manusia kuat yang mampu mengerahkan seluruh tenaga untuk ikhlas dalam menjalani. Dan entah kapan, akan ada bagian yang sadar, bahwa telah merasa kehilangan karena yang sudah pergi tidak akan pernah sama lagi. Entah itu sosoknya maupun rasanya.

 

Penulis: Elys Krisdiana, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia. Dapat dijumpai di @elyskrisdianaa.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.