Penantian Regenerasi
Lembar kalender tidak terasa kian menipis, bertumpuk perjuangan gairah hidup yang ingin aku bukukan, lalu ku wariskan dan menjadi kenangan.
Panggil saja dia kak Surya, Mahasiswa semester empat dan sekaligus seorang ketua lembaga kemahasiswaan tingkat prodi di suatu kampus negeri. Kak Surya menjadi ketua saat ia bertandang di semester empat kini, dalam aspek ketegasan, kecerdasan, dan sosial yang tinggi mungkin ialah ahlinya, yah anindhitalah bagiku bisa jadi patokan yang bercita-cita menjadi penggantinya.
Namaku semesta dan aku seorang mahasiswa semester dua, masih bisalah dikatakan mahasiswa baru, dua semester telah aku lalui selama ini, masih terbayang di penak proses ospek waktu di semester awal dengan rambut plontos, hingga kini rambut rapih disisir dengan balutan pomade.
" Dek semesta, rambutmu sudah panjang yah bergaya pula lagi" ucap kak Surya sambil tertawa
" Iya kak Surya, pintu gerbang menuju gelar senior telah menunggu ku" jawabku sambil ikut tertawa
" Oh iya dek, kamu dalam dekat ini sudah mau jadi senior yah, penerimaan mahasiswa baru sedang berlangsung, jadi kepikiran masa lalu waktu kamu jadi maba tahun lalu "
" Tapi seru pada masa itu kak, masa di mana kenal teman baru, pengalaman baru, dan kenal kakak-kakak yang tidak bisa di tebak, kadang ada yang pemarah tapi tiba-tiba langsung baik begitu saja, tapi sekarang aku sadar ternyata itu hanya sandiwara untuk membentuk kami "
" Hahaha lucu kalau di ingat-ingat dek, apa lagi kamu waktu orasi saat di pengkaderan, kamu masih ingat dulu di tanya pemimpin itu seperti apa?, kamu jawab seperti kak surya. Ya ampun berapa tersipu malu aku dek, mungkin itu salah satu doa sehingga kakak bisa jadi ketua saat ini "
" Iya kak, memang saat itu sosok pemimpin seperti tegas, cerdas, dan komunikatif dalam materi kepemimpiman sangat terpampang ke kakak, kan terbukti sekarang kak surya yang jadi ketua "
" Bisa saja kamu dek, bantu kakak yah untuk lanjutkan kegiatan kemarin, kita buat adik-adikmu nanti berhasil melebihi kakak-kakaknya "
" Iya kak, saya benci dengan orang yang fakir ilmu " aku sambil tersenyum.
" Oh iya, tujuh hari kedepan kita libur, ada pertanyaan yang harus kamu jawab ketika kita ketemu nanti "
" Apa itu kak? "
" Pertanyaannya, Apa itu senior?, dan apa itu Junior?. Jawabnya tujuh hari kedepan, jawab dengan hati dan pikiranmu. Saya pergi dulu yah dek semesta sampai ketemu nanti " sambil meninggalkan ku yang termenung.
Esok harinya saya pulang ke tanah kelahiranku memanfaatkan libur perkuliahan, hari-hari ku di buai oleh kenangan masa lalu, ku melihat segerombol anak kecil sedang bermain "lojo-lojo"- kejar-kejaran, persis permainan ku semasa kecil, mungkin ini warisan permainan yang telah menurun tiap generasi.
Ku berlanjut ke masjid menunaikan ibadah shalat magrib, seusai shalat ku lihat kolompok remaja masjid mengajarkan baca Al-Quran yang telah di huni oleh adik-adik ku di kampung, padahal 2 tahun lalu aku ada di posisi itu. Aku langsung termenung dan memikirkan pertanyaan yang terlarut di kepalaku. Apa itu Senior dan apa itu Junior, Aku menemukannya!!
Setelah menikmati liburan di tanah kelahiran, ku lekas kembali ke tempat rantauku dalam menempuh pendidikan, tujuh hari telah berselam, ku tunaikan janji menuntaskan pertanyaan kak Surya, ku temui di sebuah gazebo di taman kampus
" Kak Surya, aku telah menemukan jawaban dari pertanyaan kakak tujuh hari lalu " sapa ku dengan semangat
" Sini dek duduk di sampingku, sepertinya banyak inspirasi yang kau temukan di kampung, coba jelaskan di kakak "
Lalu ku duduk dan mulai berbincang dengannya
" Kakak kemarin menanyakan padaku apa arti dari Senior dan Junior, sepekan lalu aku di kampung amat banyak kaidah hidup yang ku dapatkan karena pertanyaan kakak yang membuatku gelisah, saat aku di kampung ku lihat segerombolan anak kecil sedang bermain permainan yang sama persis aku mainkan seusia mereka, lalu saat aku selesai menunaikan shalat magrib aku melihat kelompok remaja masjid yang di huni adik-adikku yang sedang mengajarkan baca Al- Quran, persis yang ku lakukan waktu seusia mereka. Kejadian itu menyirat kesimpulan di kepalaku, Senior dan Junior hanyalah sebuah fase waktu yang terus berjalan, sebagai senior haruslah mewariskan dan junior menerimanya untuk di wariskan kembali kepada junior mereka ketika ia sudah di fase senior kelak "
" Luar biasa dek, jadilah senior yang tidak fakir ilmu, wariskan hal yang positif dan berguna untuk mereka, sehingga ia punya bekal dan terus menumbuhkan regenerasi "
" Makasih kak atas pencerahannya, saya sudah jadi senior sekarang dan aku harus menuntaskan hal itu "
" Kita sama-sama dek " sambil tersenyum dan melihat mahasiswa baru yang kian berdatangan menghuni pelosok kampus.
Singkat Cerita
Aku dan Kak Surya berkerja sama dalam kelembagaan dalam mewariskan kebajikan dan ilmu yang telah kami dapatkan dari senior-senior kami teruntuk mahasiswa baru penuh semangat dan penuh makna.
Catatan Cerita
Ilmu yang kau simpan sendiri akan termakan dengan usia dirimu, jika kau menyebarkannya hanya posisi matahari yang menghentikannya ketika ia terbit di barat.
Penulis: Mar'ie Muhammad Nurdin, mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Makassar.